katalog elektronik rumah tangga  fashion  handphone and tablet  jam tangan dan perhiasan  kamera  kesehatan dan kecantikan  komputer dan laptop  mainan dan bayi  olahraga dan outdoor  otomotif dan hobi  elektronik peralatan rumah tangga  tas dan koper

Tuesday, April 27, 2010

Cermin Dalam Ruang

"Sana sini mentok". Istilah itu sangat tepat untuk menggambarkan sebuah apartemen, yang umumnya memiliki area terbatas. Ditambah dengan ketiadaan halaman, ruang dalam apartemen seolah-olah terasa lebih “menekan”. Karena itu, interior sebuah apartemen harus dirancang agar terlihat lebih luas, dan tentunya lebih nyaman.

http://hiasanrumah.files.wordpress.com

Cermin Sebagai Dinding 
Cara yang banyak dilakukan desainer interior untuk memperluas ruang adalah dengan menggunakan cermin. Ilusi yang tampak di cermin bisa membuat ruang tampak 2 kali lebih besar. Batas pandangan yang tadinya terbentur tembok, seakan-akan diperluas ke dalam cermin.

Cara inilah yang diterapkan pada apartemen mungil ini. Secara ekstrim, di sini cermin dipasang “penuh” pada dinding yang berbatasan dengan ruang tidur. Dinding antara pintu kamar anak dengan ruang tidur utama pun tak luput dari cermin.

Memasang cermin berukuran raksasa memang cukup efektif. Namun yang jadi masalah adalah keterbatasan ukuran cermin yang ada di pasaran. Anda memang bisa memesan cermin berukuran sangat besar, tapi pastinya harganya menjadi sangat mahal. Belum lagi kesulitan saat memasukkan cermin ke dalam rumah dan memasangnya. Bayangkan pula bila pecah, Anda harus mengganti seluruhnya. Agar lebih praktis, di sini digunakan cermin dalam bentuk panel-panel berukuran 130 cm x 80 cm, yang “disatukan” dengan penyangga dari aluminium (ada namanya???).

Karena dinding dipenuhi cermin, peralatan listrik seperti stop kontak dan sakelar sebaiknya telah ditentukan posisinya sebelum cermin dipasang. Pertama-tama, cermin dilubangi seukuran stop kontak atau sakelar, kemudian dipasang di dinding. Baru setelah itu rumah sakelar dipasang.

Selain memperluas pandangan, penggunaan cermin di seluruh dinding ternyata bisa mengurangi biaya pengecatan. Dinding tak perlu dicat, bahkan tak perlu diaci lagi. Selain itu, kalau kotor gampang membersihkannya.


Rahma Yulianti/ Made Mardiani Kardha / Sumber: Tabloid Rumah
courtesy: nasional.kompas.com

Ruang Makan Terbuka

Ruang makan ini berada pada rumah tiga lantai dengan ukuran bangunan per lantainya 6mx17m. Ruang makan berada satu lantai bersama dengan ruang keluarga dan pantry. Ketiga ruangan jadi satu, dibiarkan terbuka tanpa sekat.



Salah satu keistimewaan ruang makan ini adalah dinding kacanya. Kaca pada rumah ini tampil frameless (tanpa kusen). Jadi, kaca dipasang dengan cara ditanam langsung ke dalam lantai, dinding, dan plafon. Kaca dibuat selebar dinding dan dipasang menerus dari lantai hingga plafon. 

Pada beberapa bagian, kaca dapat dibuka dengan sistem pivot (engsel di tengah) sehingga udara luar dapat masuk.

Meskipun semua ruang jadi satu, namun ruang makan ini tetap tampil menonjol. Ini karena posisi ruang makan dibuat lebih mundur sedikit dari garis dinding ruang keluarga dan pantry, yaitu sekitar 2m. Plafonnya juga dibuat beda dari plafon keseluruhan yang terbuat dari gypsum board.

Plafon ruang makan dibuat berbentuk L menerus dari dinding ke plafon, dengan ketinggian plafon lebih rendah dari level plafon keseluruhan - dikenal dengan istilah drop ceiling. Drop ceiling itu dibuat menggunakan multipleks yang dilapis veneer kayu warna cokelat terang. Ia juga berguna untuk menyembunyikan grill AC.


Courtesy : nasional.kompas.com

Tuesday, April 20, 2010

Sumur Resapan Pekarangan

Air hujan yang jatuh ke bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup, ini adalah sikulus hodrologi. Dalam siklus ini, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan melalui sungai dan terbuang percuma ke laut. 

Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah, yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun.


Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian dan keperluan mahluk hidup lainnya. Disamping itu dapat menyebabkan intrusi air laut semakin dalam ke arah daratan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu konservasi air sebagai upaya untuk penambahan air tanah melalui pembangunan sumur-sumur resapan. 

Prinsip dasar konservasi air ini adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air kembali meresap ke dalam tanah ( groundwater recharge).

Dengan muka air tanah yang tetap terjaga atau bahkan menjadi lebih dangkal, air tanah tersebut dapat dimanfaatkan pada saat terjadi kekurangan air di musim kemarau dengan jalan memompanya kembali ditempat yang lain ke permukaan.







Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan
  1. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur-sumur gali biasa.
  2. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah tidak tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah. Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal.
  3. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah.
  4. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu.
  5. Bak kontrol terdiri-dari beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk.
  6. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada.
  7. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk.
  8. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan seka balok dll.
  9. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 – 1,5 m
  10. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata atau buis beton. Akan lebih baik bila dinding sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara horizontal.
  11. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran.




Komponen Bangunan Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari :Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur.
  • Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan.
  • Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk.
  • Sumur resapan
  • Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
courtesy : kibagus-homedesign.blogspot.com

Monday, April 12, 2010

Bukaan di Kamar Mandi

Sempit, pengap, dan lembap. Jangan sampai kamar mandi di rumah mengalaminya. Ukuran boleh sempit, tapi kamar mandi harus tetap sehat.
 
Kamar mandi seringkali menjadi "anak tiri" di rumah sendiri. Banyak rumah di Indonesia menempatkan kamar mandi dalam urutan terakhir sebagai ruangan yang mendapat perhatian. Akhirnya, kamar mandi dibuat apa adanya. Menempati lahan yang sempit, memiliki bukaan yang kecil dan sedikit. Tak heran kamar mandi seringkali terasa pengap dan lembap. 

Tak Perlu Ragu Buat Bukaan di Kamar   Mandi


Kamar mandi termasuk area yang kerap basah. Area-area demikian, justru seharusnya mendapat perhatian ekstra. Pasalnya, sering tergenang air, menyebabkan kelembapan. Keadaan demikian, dapat mengakibatkan jamur dan bakteri tumbuh subur. Anda tentu tak ingin kamar mandi justru menjadi sarang penyakit, kan?


Salah satu cara menghindarkan kamar mandi dari keadaan yang terlalu lembap, adalah dengan memberikan bukaan yang cukup.
Sama halnya seperti ruangan lain, kamar mandi juga membutuhkan

sirkulasi udara yang baik. Unsur cahaya alami - cahaya matahari - juga salah satu faktor penting, yang dibutuhkan kamar mandi, untuk menghindarkannya dari kelembapan berlebihan. Menempatkan jendela yang cukup besar di kamar mandi, dapat memenuhi dua fungsi tadi sekaligus.

Keengganan menempatkan jendela di kamar mandi, biasanya berkaitan dengan privasi. Untuk masalah yang satu ini, sebenarnya banyak solusinya. Misalnya dengan pemasangan tirai atau window blind. Tutup jendela ketika Anda menggunakan kamar mandi. Setelah selesai, buka tirai dan daun jendela. Dengan demikian, cahaya matahari leluasa masuk, sirkulasi udara pun berlangsung baik. 
 
Solusi lain, buat bukaan tidak di dinding, melainkan di ceiling, misalnya dengan membuat skylight. Cara ini relatif lebih "aman" untuk menjaga privasi Anda, karena letaknya di atas. Cahaya matahari yang masuk dapat membantu kamar mandi menjadi lebih sehat. Jamur dan bakteri tidak akan tumbuh subur, di ruangan yang kaya sina rmatahari. Jadi tak perlu ragu lagi membuat bukaan di kamar mandi.

Foto: Tri Rizeki Darusman
Courtesy : www.ideaonline.co.id

Amazing Sofa


Barcelona Couch by Ludwig Mies van der Rohe

ludwig_mies_van_der_rohe_barcelona_couch.jpg
Created by Ludwig Mies van der Rohe for the German Pavilion at the 1929 Barcelona Exposition, the Barcelona couch features the hand-buffed frame and hand-pieced leatherwork of traditional craftsmanship.

Revolutions Per Hour Sofa by Fabio Novembre

revolutions_per_hour_sofa.jpg
Bouroullec Pol Sofa by Ronan & ErwanFabio Novembre presents RPH - Revolutions Per Hour, a large sofa that can exist as a unit or in several separate parts. Its distinctive character comes from the ends that resemble two deign archetypes: the Cubetto armchair and Le Corbusiers chaise-longue. The formal play is developed in the upholstery: one has a seat in black and white fabric with red sides - like a Valentino 1950’s cocktail party dress; the second is in grey crinkled, felt fabric with a rock-like effect.

Polar Sofa by Pearson and Lloyd

pearson-lloyd_polar_sofa.jpg
Simple blocks that rise up directly from the floor, like an iceberg with shapes that are both dynamic and impressive, coming together to produce different combinations. This is the concept of Polar, an original and versatile system for creating decors that are always new. The seats and backs, with frame in wood and differentiated density foam filling, can be combined to create six sofa types, all with solid volumes and oblique cuts for a constantly changing and constantly moving space.

Moon System by Zaha Hadid

zaha_hadid_moon_system.jpg
A continuous form which combines aesthetics and ergonomic features. Moon System expresses the happy meeting of attitude and experimentation typical of B&B Italia and Zaha Hadid, world famous architect, whose work has been exploring the complexity of curved geometry for several years. The concept of seating, in its most traditional sense, is radically undermined by the creation of an angular, highly dynamic form: a single shape which contains the back, the seating, and the armrests as if “sculpted” from a single block. Metallic as if it had just arrived from outer space, Moon System is best placed at the centre of a room from where its fluid, expressive curves can be admired from new viewpoints. The system is complete with footrest, whose shape perfectly integrates with the form of the sofa.




ronan-erwan_bouroullec_pol_sofa.jpg
Pol is a sofa with a light chrome steel structure and a backrest and seat in expanded polyurethane, each consisting in a single padded element. Two simple armless elements, one practically fitted onto the other; an austere design which is softened exclusively by the hint of a curve at the ends. An object which reflects a contemporary lifestyle, and personalises permanent or temporary locations making them ultra-functional.

Voido glossy black by Ron Arad

arad_ron_voido_glossy_black_lacqued_black.jpg
We love the new version ”glossy black” of the famous Rocking chair Voido. Originally conceived in blow moulding, Voido was presented at the 2005 Furniture Fair in a “mould testing” phase under which it suffered greatly. Underestimated by Magis and Arad alike, the latter of whom jokingly wrote on the prototype, “This is not rotation moulding! First attempt in big scale blow moulding. Almost there!” But not a thing could be done to alleviate the technical suffering, as trial after trial made evident. So the Voidoblow moulding combination was given up in exchange for rotational moulding that features new and decidedly superior aesthetics. Now Voido is ready for the market. A sculpture by Ron Arad.

MT2 Sofa by Ron Arad


Innovation, experimentation of the materials and forms, Ron Arad does not stop to surprise us! One loves this new line of seats MT (of which the exact pronunciation in English is empty) to the hollow form put in value by a plastic two-tone polymere. Completely realized in polyethylene molded by rotation, this sofa is cut while adapting the theoretical trace to the real dimensions of the product, and that thanks to the technologies the most advanced. The collection MT understands equally a sofa and a superb rocking chair. They exist in 3 combinations of colors: white exterior orange interior, exterior red black interior, exterior blue blue green interior. Innovative and very astonishing, MT furnishes your interiors and your exterior with character!

Tokyo Pop by Tokujin Yoshioka


An innovating design for the inside as for the outside. Sofa, armchair, lounge chair: Tokyo Pop is a series of seats drawn by Tokujin Yoshioka, young creator and author of poetic structures for Issey Miyake. Innovators by their forms and the technology of their conception, these creations arise from a paper realized prototype, similar to a copy of the human body then made in rotomoulded polyethylene. This technique allows to create complex hollow forms and ends in results so magnificent.
Cone Chair by Verner Panton
Cone ChairVerner Panton, 1958Originally designed for a Danish restaurant, this cone-shaped chair is based on the classic geometric figure and is mounted on a stainless steel base in such a way that it pivots. Its semi-circular shell is long enough to form the back and arm supports, making it an exceeding comfortable place to sit. Material: laminate body, base in satin stainless steel, polyurethane foam upholstery.

Courtesy :  furniture.architecture.sk

Sunday, April 11, 2010

Green Wonders of The world


1. Reichstag, New German Parliament, Berlin (1999)

Norman Foster and Partners


Norman Foster's renovation of the Reichstag showed the world that green architecture could be a powerful symbol. Embracing the bones of the historic parliament building allowed for a recycling of both materials and ideals. The new glass dome brings daylight deep into the building, while opening up the government functions inside to public scrutiny. Technically, the building creates its own electricity using refined vegetable oil, and stores excess heat in a groundwater loop, while its iconic light reflector inside the dome also acts as a chimney, drawing warm air out of the building. The combined result is a 94% reduction in carbon dioxide emissions, and a great deal of pride on the part of the German people.


2. Menara Mesiniaga/IBM Tower, Kuala Lumpur (1992)

Ken Yeang


The IBM Tower in Kuala Lumpur was the first modern green skyscraper—although its architect, Ken Yeang, prefers to call it a "bioclimactic" building, because of the way its natural ventilation strategies make the building feel as if it were breathing. The design was the first to bring low-energy use to a high-density urban environment, reflecting Yeang's idea that only the sustainable development of cities can accommodate the world's population growth. But unlike the sophisticated technical engineering of later green skyscrapers, most of its strategies are passive—such as a spiraling atrium that accommodates "vertical landscaping," improving indoor air quality and aiding natural ventilation, and external louvers that reduce solar heat gain.

3. J.M. Tjibaou Cultural Centre, New Caledonia (1998)

Renzo Piano Building Workshop

Renzo Piano's cultural center in the South Pacific was the first to show that green architecture is as much about culture as technology. The use of local iroko wood and traditional construction methods reflect sustainable principles—both by reducing the distance materials must travel, and drawing on this French island territory's local economy. By riffing on the shapes of the area's traditional Kanak huts, the 10 individual structures dramatically blend into the landscape, while their vertical slats allow the prevailing winds to ventilate the interiors.



4. Ford Dearborn Truck Assembly Plant, Michigan (2004)

William McDonough & Partners

The sedum-planted roof of Ford's truck assembly factory at River Rouge has become the primary symbol of the greening of Corporate America. Conceived as part of a broader re-imagining of Ford's historic—and legendarily polluted—River Rouge complex, the 10.5-acre green roof, installed in 2003, is one of the world's largest. The plantings work as a sponge (reducing storm water runoff) and as insulation (protecting the building in both hot and cold weather). But more than that, its location near the visitor's center makes the nine varieties of plants—and the birds and wildlife they attract—a powerful communication tool for Ford's story of environmental reclamation.

5. Colorado Court, Santa Monica (2002)

Pugh + Scarpa Architects

There's no shortage these days of projects rated "gold" on the Green Building Council's LEED—for Leadership in Energy and Economic Development—scale, but what attracted attention to Colorado Court when it opened in November, 2002, was its combination of affordable housing and energy neutrality in a dense urban environment. It has 44 single-room-occupancy units for very low income tenants, and its combination of an on-site natural gas cogeneration plant system and photovoltaic panels allows the building to send electricity back into the grid during the day. Passive cooling eliminates the need for air conditioning, while rainwater collection prevents polluted water from entering Santa Monica Bay.


6. BedZED, London (2002)

Bill Dunster Architects

The "Beddington Zero (fossil) Energy Development"—or BedZED—applies the concept of carbon neutrality to a small London neighborhood. Developed in partnership with the engineers at Ove Arup, the goal was a "triple bottom line:" social amenity, financial effectiveness, and minimized environmental impact. All of the eighty-two units have gardens to provide a sense of connection to the outdoors. Extra insulation reduces energy consumption—to the point, even, of eliminating the need for conventional heating. Instead, the development uses local tree waste as a fuel source for both heating and power, along with a combination of photovoltaics, wind turbines, and wind-driven ventilation (which explain those distinctive chimneys).


7. Arcosanti, Arizona

Paolo Soleri

Architect and urban planner Paolo Soleri first broke ground on the new desert town of Arcosanti in 1970, with the idea of building a sustainable community for 5,000 people. Today, the population typically still hovers around 100, and most of those are visiting students, but Arcosanti has become shorthand for visionary, utopian solutions to the challenges of global development. Like a medieval village, it's designed for everything to be within walking distance, and the thick earth structures are oriented to the sun for heating, cooling, and lighting. As Soleri—who recently won a National Design award for Lifetime Achievement—explains, at Arcosanti, "the built and the living interact as organs would in a highly evolved being."

8. 30 St Mary Axe, London (2004)

Norman Foster & Partners

Inevitably known as the Erotic Gherkin, Norman Foster's London landmark raised the bar for sustainable skyscrapers around the world. Its distinctive tapering profile is the key to its energy efficiency because it creates a pressure differential between inside and outside, driving fresh air into the building. The diagrid structure—repeated, in a different form, in Foster's Hearst Tower in New York—allows for floor-to-ceiling windows, ensuring the maximum amount of daylight. A system of atria acts as the building's "lungs," circulating fresh air drawn through the facade's double-skin. Combined, the features reduce the building's energy consumption by half, compared to a typical air conditioned office tower.

9. The City of Chicago


It may seem odd to call the city of broad shoulders a green wonder of the world, but Chicago Mayor Richard M. Daley has set the standard for comprehensive urban environmental initiatives with his plan to make Chicago "the greenest city in America." In 2001, Chicago's City Hall became the site of the first municipal rooftop garden in the nation. Since then, over two hundred buildings throughout the city have added similar gardens. All new municipal buildings will be designed to receive at least Silver LEED certification—400,000 trees have been planted, recycled materials are being used to pave the streets, and there are plans to install four wind turbines on the roof of the Daley Center, adjacent to city hall.


10. San Francisco Federal Building (2006)

Morphosis


While it won't open for another six months, the
San Francisco Federal Building is already shaking up expectations for green architecture. The 18-story home for Federal workers will be the first office tower in the U.S. to eliminate air conditioning, at least over 70% of its area. It accomplishes this through a computer-controlled skin, developed with engineers at Ove Arup, which actively adjusts to weather changes. Its narrow floor plate allows for natural ventilation, while metal sunscreens shade the floor-to-ceiling windows. But most striking are its bold design and social agenda: Skip-stop elevators, sky gardens, and open stairs will foster interaction among employees, with the idea of creating a healthy office environment and a healthy culture.


Reference: images.businessweek.com

Friday, April 2, 2010

Desain Dapur Mungil yang Cantik

Dapur mungil bukan berarti harus dibuat seadanya. Dapur mungil ini, walau berukuran mini, keberadaannya tetap fungsional.Di sisi lain, malah membuat interior rumah jadi menarik.

Jika di rumah hanya tersedia sedikit lahan untuk dapur, jangan pasrah begitu saja. Di sana bisa dibuat dapur cantik walau berukuran mungil kok. Buktinya, lihat dapur berukuran 2,1m x 1,8m di foto ini. Walaupun ukurannya relatif kecil, dapur ini bisa menampung ruang makan juga ternyata. 


Desain Dapur Mungil yang Cantik

Kunci pertama solusi desain pada dapur yang menempati ruang mungil ini adalah pembuatan kabinet yang menerus hingga plafon. Tujuannya supaya bisa menampung berbagai peralatan masak dan perangkat dapur lainnya. Untuk wadah penyimpanan tambahan, dibuatlah kabinet dan rak gantung di sisi lain dinding dapur, di atas area meja makan yang menempel ke dinding. Rak yang terbuka bisa digunakan untuk mewadahi pajangan, dinner ware, atau peralatan masak yang sering digunakan. Jadi tak perlu repot membuka tutup lemari. 
 
Berjarak sekitar satu meter dari kitchen set ditempatkan meja makan. Meja berukuran 160cm x 70cm x 70cm (PxLxT) ini dibuat menempel ke dinding. Supaya tersedia ruang sirkulasi yang cukup untuk lalu lalang orang di dapur. Desainnya pun dibuat ramping dan sederhana. Dengan kaki meja terbuat dari besi pipa. 

Dominasi warna putih juga sangat menolong untuk membuat dapur ini terang dan terasa lapang. Kalau Anda perhatikan, kabinet bawah kitchen set dibuat melayang. Di bagian bawahnya diberi pencahayaan. Selain untuk mempercantik, juga untuk menjaga dapur lebih mudah dibersihkan. Pencahayaan yang cukup membuat kotoran lebih jelas terlihat. 

Bagaimana? Sudah terbukti, kan, dapur mungil bukan berarti tidak bisa tampil fungsional dan optimal? 

Courtesy : www.ideaonline.co.id

Mendesain Kitchen Set

Langkah pertama dalam mendesain kitchen set adalah ‘mendeskripsi-kan’ konsep dapur apa yang anda inginkan, seperti :
  • Apakah di dapur anda nantinya di-inginkan banyak tempat untuk tempat penyimpanan perkakas dapur anda yang ‘mungkin’ banyak jumlahnya.
  • Apakah di sana nantinya digunakan juga sebagai meja makan atau tempat untuk menyantap ’Breakfast’ anda.
  • Apakah anda tipe orang yang senang memasak.
  • Apakah saja appliance yang anda perlukan.
  • Dan lain sebagainya.

Hal tersebut digabungkan dengan pertimbangan kondisi ruangan, seperti :
  • Bagaimana lay-out ruangan dapur tersebut terhadap ruangan-ruangan yang lain di sekitarnya.
  • Apa tipe dan jenis finishing yang mendominasi interior rumah anda.
  • Apakah pencahayaan dan sirkulasi udara di dapur sudah cukup.
  • Dimana saja letak jendela dan pintu pada lay-out ruang dapur.
  • Dimana arah jendela menghadap.
  • Dimana letak saluran pembuangan air kotor terdekat.
  • Dimana letak outlet air bersih terdekat.
  • Dengan appliance yang nanti anda inginkan, apakah daya listrik sudah cukup untuk mengaliri-nya di ruang dapur.
  • Apakah ada bangunan bertingkat di sekitar rumah anda.
  • Dan lain sebagainya.
Dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di atas ditambah dengan faktor budget yang ada dalam estimasi anda, kita bisa mulai membuat sketsa tentang dapur yang anda inginkan dengan melakukan :
  • Mendata kitchen appliance yang anda miliki sekarang dan yang anda inginkan di masa mendatang, mulai dari ukuran, hingga karakteristik appliance tersebut (bagaimana arah bukaan, bagaimana mengoperasikan, apakah memerlukan daya listrik, apabila diperlukan proses maintenance/refill terhadap appliances tersebut bagaimana prosesnya).
  • Apakah dalam pertimbangan estetika ruangan dan budget dimungkinkan untuk menaruh sink di sudut persimpangan rencana kitchen set.
  • Apakah diinginkan sebuah sink dengan double bowl dan atau ‘sayap’ yang panjang.
  • Remodeling harus menganut prinsip bahwa ada 3 lokasi di area dapur yang harus ada yaitu area cooking/memasak, area mencuci/sink, dan area storage/penyimpanan bahan memasak yang idealnya terhubung dalam arah segitiga satu dengan yang lain, dengan jarak yang cukup untuk pergerakan lalulintas orang diantaranya dan kemudahan menjangkau.
  • Apakah nantinya diinginkan ada mesin cuci front loading di area dapur.
  • Apakah barang-barang yang hendak ditaruh di area dapur banyak memerlukan tipe tray/laci.
  • Apakah sirkulasi udara di area dapur hendak dibantu oleh exhaust fan/filtrack, dsb.

Apabila sket rencana dapur tersebut sudah dibuat, maka kita tentukan :
  • model desain dapur yang kita inginkan (minimalis, country, etc).
  • finishing lemari dapur yang diinginkan (melamic, duco, fancy sealer, etc).
  • material counter top yang kita inginkan (granit, marmer, solid timber, tacon, etc).
  • model, material, dan ukuran sink yang hendak kita pasang.
  • model dan ukuran kompor yang hendak kita pasang.
  • jenis faucet/keran air yang hendak kita pasang (model counter top/keran dinding/dengan shower/dsb).
  • ukuran bersih ruangan, yang sekurang-kurangnya kita ukur dari 2 elevasi pengukuran yang berbeda (gunanya untuk me-metakan kemiringan dari tiap bagian dinding ruang dapur).
  • ketinggian kusen jendela bagian bawah terhadap lantai dapur.
  • ketinggian bersih ruangan yang di ukur dari jarak lantai ke plafon.
  • dimana saja kita akan meletakkan stop kontak untuk appliance yang sudah kita pilih.
  • ketinggian standar untuk lemari dapur bagian bawah adalah :
  • - 90 cm untuk standar internasional
  • - 85 cm untuk standar Indonesia/Asia
  • jarak antara bagian atas lemari bawah (cupboard) dengan bagian bawah lemari gantung (over head cupboard) adalah antara 55 – 60 cm.
  • tinggi standar over head cupboard adalah 90 cm.
  • lebar tempat sendok (sudah fabrikasi) yang kita pilih (hal ini berkaitan dengan desain lebar laci tempatnya berada).
setelah sketsa kita selesai, maka kini kita serahkan pada pihak pembuat untuk menterjemahkan sketsa kita dengan gambar desain yang lebih akurat.
Ingat: karena tipikal ruang, macam appliances, dan kebiasaan penggunanya, tidak ada satupun dapur yang akan sama persis, sehingga dapur dalam rumah anda nantinya sangat typikal sekali, hanya sesuai dengan anda pemiliknya.

Harga
Harga untuk membuat kitchen set sangat bervariasi. Yang murah berkisar Rp 1.500.000,-/m’. Yang sedang-sedang saja, sekitar Rp 3.000.000,- s/d Rp 3.500.000,-/m’. Yang kelas metric kitchen Rp 5.000.000,-/m’ belum termasuk accessories dalam. Yang kelas JDC sekitar Rp 8.000.000,-/m’ belum termasuk accessories dalam. Itu untuk yang standard (bahan MDF sampai multipleks), finishing melamic atau HDF, table top granit. Untuk dalamannya, ada 2 macam, yang stainless (biasanya merk vitco) atau yang putih. Harganya berkisar Rp 350.000,- s/d Rp 1.500.000,-/pcs untuk yang stainless, tergantung jenisnya yang apa, misalnya rak piring, rak botol atau rak bumbu dan lain-lain.
Biasanya hitungan 1 m itu meter lari, kabinet atas bawah. Jadi misalnya ada bagian-bagian tertentu yang tidak ada kabinet atasnya, nanti dihitung 1/2 nya saja atau ada hitungannya tersendiri. Begitu juga dengan island atau kabinet untuk kulkas yang tinggi, biasanya ada hitungannya tersendiri.

Courtesy : architectaria.com

Menciptakan Dapur Yang Sehat

Dapur memiliki peranan penting dalam sebuah rumah. Di sinilah bahan makanan, yang diperlukan bagi kehidupan penghuninya, diolah menjadi makanan yang siap untuk disajikan dan disantap.

Karena peranan tersebut, dapur harus selalu terjaga kesehatan dan keamanannya. Dapur yang tidak sehat akan mempermudah pertumbuhan bakteri dan virus, yang dapat meracuni makanan serta mempengaruhi kesehatan manusia penghuninya. Dapur juga sangat rentan terhadap keamanan, karena di dalamnya terdapat berbagai peralatan, sumber daya, dan bahan bakar.

http://developerdankontraktor.blogspot.com

Jika kesehatan dan keamanan dapur anda tidak diperhatikan, maka dapat mengancam kesehatan keluarga anda. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan dapur yang sehat dan aman di rumah anda, antara lain :

1. Pencahayaan
Pastikan area dapur anda cukup mendapatkan cahaya matahari. Pencahayaan alami penting peranannya bagi dapur. Selain diperlukan untuk penerangan dan membunuh bibit-bibit bakteri, juga dapat menghindarkan dapur dari binatang pengganggu, seperti kecoa dan tikus yang menyenangi sudut-sudut ruangan yang gelap dan lembab.

Dapur juga sebaiknya memiliki pencahayaan buatan yang cukup terang sebagai pengganti cahaya alami. Penerangan buatan harus memadai (tidak redup dan tidak silau) untuk melakukan setiap pekerjaan dan melihat perubahan warna makanan. Penerangan yang terlalu redup atau terlalu terang dapat menyebabkan mata tegang.

2. Penghawaan
Pastikan area dapur memiliki ventilasi (bukaan jendela dan pintu) yang baik untuk kelancaran sirkulasi udara. Bukaan tidak hanya pada satu sisi saja melainkan pada dua sisi atau lebih, supaya tercipta ventilasi silang. Asap dan uap dari hasil proses memasak harus segera dialirkan keluar dan digantikan dengan udara segar. Udara yang berputar ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya bau tak sedap dan timbulnya keracunan gas-gas yang keluar dari asap maupun gas kompor (NO2 – Nitrogen Dioksida).

Anda juga dapat menggunakan exhaust fan untuk membantu mengeluarkan asap dan uap dari proses masakan, karena exhaust fan menghisap udara dan menarik minyak di dalam ruang. Perlu diperhatikan juga, exhaust fan sebaiknya dibersihkan secara teratur agar dapat berfungsi optimal.
Selain itu, di atas kompor perlu dipasang cooker hood untuk mengalirkan asap dan uap dari proses memasak. Saat ini di pasaran telah banyak dijual cooker hood dengan beragam bentuk dan ukuran.

3. Material
Selain itu, di atas kompor perlu dipasang cooker hood untuk mengalirkan asap dan uap dari proses memasak. Saat ini di pasaran telah banyak dijual cooker hood dengan beragam bentuk dan ukuran.

Pilihlah material dinding yang tahan terhadap panas dan uap. Keramik banyak digunakan sebagai dinding dapur, karena selain kuat dan mudah dibersihkan, harganya pun lebih terjangkau daripada granit. Hindari penggunaan dinding bertekstur karena celah-celahnya akan sulit dibersihkan dan dapat menjadi timbunan kotoran, debu, dan minyak.

Untuk lantai sebaiknya pilih material lantai yang tidak licin, karena area dapur rentan sekali tepercik minyak dan air.

Hindarkan area memasak dari benda-benda yang mudah terbakar, seperti bahan kayu lapis. Sebaiknya pilih material yang tahan terhadap api dan panas diantaranya seperti, stainless steel, granit, dan keramik.

4. Peralatan
Gunakan peralatan elektronik anda seperti lemari pendingin, dishwasher, dan microwave seefisien mungkin. Peralatan elektronik tersebut membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan dapat mengakibatkan efek radiasi elektromagnetik.
Sebaiknya letakkan microwave dan oven jauh dari jangkauan anak-anak.

Biasakan untuk tidak terlalu sering mengolah makanan dengan menggunakan microwave, karena gelombang mikro pada microwave dapat menghilangkan gizi pada makanan, sehingga tidak akan bermanfaat bagi kesehatan kita.
Jauhkan kompor dengan jendela agar nyala api tidak tertiup angin dan tirai jendela tidak mengarah ke nyala api.

Gunakan peralatan makan dari material keramik/porselen daripada menggunakan plastik, karena zat kimia yang terdapat pada plastik dapat mengkontaminasi makanan. Hal ini juga berlaku jika anda memanaskan makanan dengan microwave.

5. Kebersihan
Sebaiknya bersihkan dapur dari minyak dan remah-remah makanan setiap kali anda selesai memasak untuk menghindari tumbuhnya bakteri dan jamur.

Buanglah sampah dapur paling tidak satu kali dalam sehari. Sampah yang tidak dibuang lebih dari 1 hari berpotensi tumbuhnya bakteri dan jamur, yang jika dibiarkan dapat mengganggu kesehatan penghuninya.

Lebih baik memiliki filter (penyaring) air untuk mengurangi bakteri dan virus yang mungkin terkandung di dalam air, sehingga air yang dikonsumsi lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Namun hindari penggunaan chlorine pada air, karena chlorine bersifat korosif dan dapat menggangu kesehatan kulit dan mata.
Biasakan untuk membersihkan nampan penampung air di bawah lemari pendingin, paling tidak 2 kali dalam setahun. Jika tidak rutin dibersihkan dapat berpotensi tumbuhnya jamur.

6. Keamanan
Biasakan anda tidak menyimpan dan menyemprotkan pestisida atau obat serangga untuk memberantas hewan pengganggu (semut, kecoa, tikus, dan sebagainya) di area dapur. Umumnya obat serangga bersifat neurotoxic (racun yang mengganggu syaraf) dan mengandung karsinogen. Jika terpaksa menyemprotkan obat serangga, pada saat menggunakannya pastikan ventilasi dibuka lebar-lebar.

Hindari memanaskan minyak hingga mengeluarkan asap, karena berakibat minyak menjadi beracun.
Dengan langkah-langkah sederhana tersebut, dapur anda akan menjadi ruang vital dalam sebuah rumah yang sehat dan aman bagi keluarga anda.

Courtesy : architectaria.com

Sifat dan Kesan Material Bangunan

Material memegang peran cukup penting dalam bangunan. Kecermatan dalam memilih dan menerapkannya dalam bangunan memberikan konsekuensi baik buruknya sebuah bangunan berdasarkan pertimbangan sifat material dan kesan yang timbul.
Berikut adalah sifat dan kesan material yang dapat dipakai sebagai pertimbangan membangun:

MATERIAL

SIFAT

KESAN PENAMPILAN

CONTOH PEMAKAIAN

Kayu Mudah dibentuk, juga untuk konstruksi-konstruksi kecil,bentuk-bentuk lengkung hangat, lunak, alamiah, menyegarkan untuk bangunan rumah tinggal dan tempat masyarakat membutuhkan kontak langsung dengan bangunan.
Batu bata Flexibel, terutama pada detail dapat untuk macam-macam struktur, bahkan untuk struktur-struktur besar praktis banyak digunakan untuk bangunan perumahan, monumental, komersial
Semen (stucco) - dapat untuk exterior dan interior- cocok untuk diberikan segala macam warna
- mudah rata (homogen)
- mudah dibentuk
dekoratif - bangunan-bangunan di daerah- Mediterania
untuk elemen-elemen dekorasi
Batu alam - tak membutuhkan proses
- dapat dibentuk (diolah)
- berat, kasar
- alamiah, sederhana, informil
- untuk pondasi
- dinding dekoratif
- banyak digunakan untuk bangunan-bangunan kecil,terutama rumah tinggal
Batu kapur mudah bergabung dengan bahan lain, mudah rata - sederhana
- kuat (jika digabung dengan bahan lain)
bangunan rumah tinggal
Marmer
- mewah, kuat- formil
- agung
bangunan-bangunan untuk menunjukkan kekuasaan, kemewahan dan kekuatan.
Beton hanya menahan gaya tekan – formil
– keras
– kaku
- kokoh
– bangunan-bangunan monumental
– bangunan pemerintahan.
Baja hanya menahan gaya tarik – keras
– kokoh
– kasar
– bangunan-bangunan pemerintahan
- bangunan-bangunan utilitas
Metal effisien ringan, dingin bangunan-bangunan komersil
Kaca tembus pandang biasanya digabung dengan bahan lain – ringkih
– dingin
– dinamis
hanya sebagai pengisi
Plastic mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan (karena merupakan bahan pabrik).dapat diberi bermacam-macam warna. – ringan
- dinamis, informil
bangunan-bangunan yang sifatnya santai
(sumber : Peran, Kesan, dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur – Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bimbingan Dipl. Ing. Suwondo B. Sutedjo)

Courtesy :  0desainrumah.wordpress.com