katalog elektronik rumah tangga  fashion  handphone and tablet  jam tangan dan perhiasan  kamera  kesehatan dan kecantikan  komputer dan laptop  mainan dan bayi  olahraga dan outdoor  otomotif dan hobi  elektronik peralatan rumah tangga  tas dan koper

Tuesday, July 19, 2011

Optimalisasi Ruang Atap

Memaksimalkan pemakaian semua ruang dalam hunian adalah hal wajar dalam hunian mungil yang dipandang “miskin” luas ruang. Termasuk di sini adalah memanfaat ruang atap (loteng). Sebelum membangun sebuah ruang di bawah loteng, dipastikan ketinggiannya dengan atap rumah tidak terlalu sempit. Minimal orang dewasa bisa berdiri nyaman di lokasi tersebut dan dibuat seaman mungkin bagi anak-anak, serta anggota keluarga lainnya. 

Sebuah loteng dapat digunakan sebagai sebuah kamar tidur ekstra, ruang belajar, ruang kerja atau ruang penyimpanan. Hal ini merupakan solusi yang sangat baik untuk penambahan kamar.Banyak rumah-rumah modern yang tidak sesuai untuk konversi sisa ruang atap yang sangat beragam. 

Dalam hal ini perlu dipastikan bahwa semua jendela baru atau skylights telah ditempatkan dengan benar benar untuk ventilasi, jika memang mau dijadikan sebuah kamar huni. Masalah yang perlu diatasi pada ruang loteng adalah penghawaan dan pencahayaan, karena letaknya paling atas. Terlebih kondisi ruang di bawah atap cenderung panas di siang hari, dan sangat perlu aliran udara yang maksimal.


Beberapa langkah dalam memanfaatkan ruang loteng:· Mempertimbangkan bagaimana akses memasuki ruang loteng. Jika tangga atau ketinggian normal pintu sudah ada, maka tinggal membuat jalan keluar-masuknya saja. Hal ini untuk menentukan posisi tangga untuk naik-turunnya.

· Menilik Kekuatan Bangunan, bagaimana daya dukung penyangga atau pondasi rumah mengingat masih ada ruang di bawahnya. 

· Jika dijadikan ruang penyimpanan atau kamar tinggal, hal yang harus dilakukan adalah memastikan agar ruangan tersebut dapat menampung beban berat dari setiap benda yang ingin disimpan.

· Tentukan maksimum tinggi plafon dari ruang loteng, karena bisa berpengaruh kepada fungsi yang akan digunakan. Ingatlah, tinggi plafon yang sempit membuat jarak injak lantai menjadi pendek.

· Atur sirkulasi udara dengan menimbang penggunaan penghawaan alami atau buatan. Sebagai pilihan terbaik, bisa menggunakan lubang angin, exhaust fan atau jendela, dan dapat pula memasangkan air conditioning (AC).

· Mengatur penerangan maksimal, misalnya mengganti beberapa genteng atau penutup atap dengan bahan kaca yang kuat. Atau dengan jendela yang menghadap ke atas untuk memungkinkan cahaya masuk saat siang hari dan hanya memakai lampu saat menjelang malam saja.

Sunday, July 17, 2011

Mengelola Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari hasil karya manusia berupa lampu yang dapat menyinari ruangan sebagai pengganti jika sinar matahari tidak ada. Pencahayaan buatan yang tidak baik, tentunya akan mengganggu aktivitas yang ada dalam ruang. Sehingga dalam mengatur pencahayaan buatan harus memperhatikan dari sisi peruntukan dan kebutuhan kadar cahaya dalam mendukung aktivitas di dalam ruang.

Sistem operasional pencahayaan buatan memiliki serangkaian syarat-syarat, yaitu meliputi: kualitas sumber cahaya (lampu), tata letak lampu, efek pantulan dan perpaduan pencahayaan.
Efek pencahayaan ini bisa terjadi melalui tiga cara, yaitu:
- Direct (langsung)
Cahaya yang diterima langsung dari sumbernya, misalnya lampu meja untuk bekerja; sorot lampu pada obyek langsung.


- Indirect (tak langsung)
dimana bila cahaya yang diterima merupakan hasil pantulan dinding dan loteng, seperti halnya di ruang tamu;


- Semi direct (general diffusing)apabila cahaya itu datang dan dipancarkan kesegala jurusan, seperti halnya di ruang tamu.

Syarat agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan mata dalam penggunaan pencahayaan buatan, yaitu;

- Sumber haruslah bisa memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap, menyebar, merata, tidak berkedip-kedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu.

- Pencahayaan harus cukup intensitasnya, sesuai dengan beban aktivitas (bekerja).
Dalam perancangan tata cahaya dengan sumber cahaya meliputi pengolahan bentuk dan posisi lubang cahaya, bentuk dan posisi bidang pemantul, pengisian pola-pola pada lubang cahaya dengan material tertentu seperti batang-batang atau bidang-bidang dari batu, kayu, timah, besi, tembaga, aluminium, kaca buram, bening, berwarna, fibreglass dan kain.

- Komposisi Cahaya yang tepat dari pemakaian General Lighting (Cahaya Mutlak), Task Lighting (Pencahayaan Setempat) dan Decorative Lighting (Estetika keindahan) , membutuhkan sensitifitas, dan kreativitas yang tinggi.

- Warna Cahaya pilihan yang akurat dimana disesuikan dengan tata letak yang akan mendukung tata warna pencahayaan dan tampilan objeknya.

- Intensitas Cahaya ditentukan oleh kebutuhan ruang dan kebutuhan penyinaran yang disesuaikan terhadap fungsi ruang, karena setiap ruang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda.Menggunakan pencahayaan buatan untuk hunian mungil:

· Pasanglah lampu yang cukup menerangi ruang. Semakin gelap, ruang terasa semakin sempit karena keluasan pandangan berkurang.
· Penggunaan lampu jenis fluorescence lebih diutamakan karena sifatnya yang cerah dan hemat energi
· Daya lampu untuk luas 9 m2 adalah 12 Watt – 18 Watt
· Pasanglah lampu sesuai kebutuhan ruang dan efek yang hendak dimunculkan
· Gunakan sistem downlight lampu menempel tepat pada plafon untuk penerangan maksimal

Friday, July 15, 2011

Mengelola Pencahayaan alami

Pencahayaan alam bersumber dari cahaya matahari atau cahaya langit, dari siang sampai sore hari. Ini adalah upaya hemat energi dan ramah lingkungan, selain itu cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang juga membuat ruang menjadi sehat dan tidak lembab.




Untuk memasukkan cahaya alam dengan maksimal, harus diimbangi bula dengan luasan bukaan yang tersedia dan tingkat transparansi bukaan. Semakin lebar dan transparan bukaan, maka akan semakin besar intensitas cahaya alam yang masuk ke dalam ruang.

Kelemahan pencahayaan alam ini bergantung pada kondisi alam, jika pada kondisi terik maka intensitas pencahayaan akan maksimal dan berlebih, sedangkan pada saat mendung atau hujan intensitas cahaya jauh akan turun. Telah dikembangkan perangkat interior pengontrol intensitas cahaya alam yang masuk ke dalam ruang untuk kondisi terik. Dengan perangkat ini, diharapkan tercapai kenyamanan penggunaan.
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk mengontrol besarnya intensitas cahaya matahari ke dalam ruang:
1. Gordyn
Gordyn memiliki fungsi sebagai penutup bukaan (jendela, pintu) dan juga sebagai penyekat antar ruang yang berbahan dasar kain. Dalam mengatur intensitas cahaya alam yang masuk, gordyn berfungsi sebagai filter cahaya dan dapat diatur dengan fleksibel dengan cara dilipat secara vertikal atau disingkap. Kadar tebal-tipis dan warna kain juga akan berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya alam ketika dalam kondisi ditutup. Semakin tipis dan cerah warnanya, maka semakin besar intensitas cahaya alam yang masuk ke dalam ruang.

2. Vitrase
Seperti halnya gordyn, vitrase memiliki daya filter yang lemah. Hal ini karena bahan vitrage dari kain berongga dan warna putih yang sangat lemah dalam memfilter cahaya masuk

3. Screen
Screen adalah media pemfilter cahaya yang masuk ke dalam ruang. Screen dipasang sesuai luas bukaan (jendela) dengan cara menempelkan frame pada bagian luar bukaan. Selain mengurangi cahaya yang masuk, screen juga menghambat pandangan langsung anatara ruang luar dan ruang dalam.


4. SunshadingSeperti halnya screen, sunshading memiliki fungsi yang sama untuk memfilter cahaya yang masuk ke dalam ruang. Sunshading terdiri dari dua macam berdasarkan perletakannya, yaitu yang diletakkan di dalam ruang maupun di luar ruang. Sunshading dalam ruang dapat diatur kadar bukaan dengan cara dilipat. Sedangkan sunshading di luar ruang lebih berisfat statis dan terpasang secara permanen di luar bukaan. Tujuan penggunaan sunshading adalah untuk menghindari cahaya matahari langsung masuk ke dalam ruang dan memanfaatkan bayangannya saja.


Menggunakan pencahayaan alami untuk hunian mungil:
· Buatlah bukaan jendela kaca dengan luas minimal 1/9 luas dinding
· Berikan ruang cukup antara jendela dan benda-benda lain di luar hunian yang menghalangi cahaya masuk ke dalam ruang dalam, misalnya: tanaman di taman yang berdekatan dengan jendela
· Semakin luas bukaan jendela kaca, maka semakain besar intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruang
· Berikan perangkat pengontrol intensitas untuk mengontrol intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruang

Tuesday, July 12, 2011

Teras Indah dan Nyaman

Saat memasuki sebuah rumah, tempat pertama yang Anda lihat pastilah bagian terasnya. Kendati demikian, meskipun teras hanyalah merupakan penghubung antara ruang luar dan ruang dalam, tak jarang pemilik rumah membuatnya dalam beragam suasana. Mulai dari teras yang bernuansa serius, dilengkapi kolam ikan, taman, atau sekadar dilengkapi dua kursi dan meja saja.
Namun, menurut Sigit Antoro, arsitek dari PT Jingga Saffron Artistika, sebenarnya posisi teras tak harus hanya berada di depan rumah saja. Teras bisa dibuat di bagian lain dari rumah, seperti di samping atau belakang rumah. Lalu, Seberapa penting sih keberadaan teras dalam sebuah rumah?


"Teras berfungsi sebagai alat sanitasi, sirkulasi udara, dan pemberi cahaya masuk ke dalam rumah," tutur Sigit. Selain itu, ketika beraktivitas di luar rumah, sang pemilik membutuhkan suasana santai seperti duduk-duduk atau minum kopi bersama pasangan dan teman, dalam suasana informal yang hangat dan penuh keakraban.
Akan tetapi, meskipun teras bisa berada di bagian mana saja pada sebuah rumah, menurut Sigit, sebaiknya menjadi penyambung antara "dunia luar" atau ruang lain dengan rumah utama. Bahkan, lanjutnya, teras idealnya dijadikan semacam oase atau penyejuk sebuah rumah.
"Bayangkan, jika ada rumah yang tak punya teras. Pasti akan terkesan lebih pengap. Dengan adanya teras, secara psikologis rumah akan terkesan lapang, nyaman, dan adem," tutur Sigit lagi.
Salah satu contohnya, teras rumah yang berada di kawasan Ciledug ini (lihat gambar). Kendati hanya dilengkapi dua kursi dan satu meja saja, sudah bisa menjadi teras yang cukup nyaman. Artinya, sebelum memasuki ruang utama, tamu bisa duduk-duduk santai dulu di teras mungil ini.
Tentu saja, sang tamu akan memiliki kesan berbeda jika teras dibuat lebih serius, misalnya dilengkapi kolam ikan atau taman kecil yang asri, dengan beragam tanaman hias yang cantik. Setiap tamu yang datang pasti bisa menikmati suasana lain di teras seperti ini.
Mengolah Pemandangan
Namun, Sigit menambahkan, "Untuk mendapatkan suasana nyaman, teras sederhana jangan hanya dilengkapi dua kursi dan satu meja saja. Jika senang berkumpul dengan tetangga, teman, atau tetangga, jumlah kursi bisa ditambah. Pilih bahan kursi yang nyaman diduduki," saran Sigit.
Sebetulnya, imbuhnya lagi, tak ada syarat khusus untuk membuat teras menjadi lebih nyaman dan indah dipandang. "Teras dengan atau tanpa atap, boleh-boleh saja. Yang penting, penghuninya tak kepanasan di siang hari. Jadi, orientasikan dulu posisi matahari. Dan saat hujan, airnya tidak langsung masuk ke dalam rumah," papar Sigit.
Selain itu, view di sekeliling teras harus diolah agar lebih enak dilihat. Teras akan menjadi buruk rupa jika dijadikan tempat penyimpanan berbagai barang bekas sang pemilik rumah. Ada sepeda, ember, baskom, dan berbagai alat rumah tangga bekas lainnya. Akhirnya, tak ada satu pun yang mau duduk-duduk santai di teras yang lebih mirip gudang ini.
Satu hal yang juga perlu diingat, jika teras berada di depan rumah, jangan pernah meletakkan tempat sampah persis di hadapan teras! Dan, untuk menyiasati agar seluruh anggota keluarga atau para tamu yang datang menjadi betah berlama-lama berada di teras, buatlah suasana yang menyenangkan.
Jangan jadikan teras sekadar tempat peralihan sebelum melangkah ke ruang dalam. "Agar lebih indah lagi, tempatkan beberapa tanaman hias dalam pot. Entah di atas meja, di sebelah kursi, atau di salah satu pojok teras. Ingat, jauhkan benda-benda tidak penting, yang seharusnya tak ada di teras."
Dan yang tak kalah pentingnya, pertimbangkan juga soal privacy sang pemilik rumah. Teras yang menghadap jalan utama, jangan sampai menjadi tontonan orang-orang yang lalu lalang. Antisipasinya, lakukan dengan cara yang mudah, simpel, dan murah, Sigit menyarankan, buat pagar dari tanaman.
Posisi ideal teras tentu saja yang berada di belakang rumah. Sudah pasti privasi pemilik rumah akan lebih terjamin. "Tapi kekurangannya, pemandangannya akan jadi terbatas. Apalagi, jika teras belakang berbatasan langsung dengan dapur kotor atau tempat menjemur pakaian."
Lain halnya jika teras belakang memiliki obyek penglihatan lain. Misalnya, berbatasan langsung dengan sejumlah ruangan yang ditata apik. Misalnya, kamar tidur, dapur bersih, atau ruang makan. "Kehadiran teras akan menjadi point of interest tersendiri dari ruang-ruang yaang mengelilinginya."
Sedangkan teras yang dibuat di bagian tengah atau samping rumah, lebih berfungsi sebagai "alat" sanitasi, sumber pencahayaan, atau sumber udara mengalir. Uniknya lagi, Sigit memberi contoh, pada sebuah rumah, pemiliknya ada yang membuat teras di dalam kamar mandinya, lho!
"Suasana kamar mandi jadi lebih segar, bersih, dan sehat. Saat pintunya dibuka, udara segar bisa bebas masuk, begitu juga sinar matahari. Acara mandi jadi lebih menyenangkan karena adanya teras ini. Tentu saja, pemiliknya harus memperhatikan privasinya, agar tetangga tidak bisa mengintip," tukas Sigit.

courtesy : www.tabloidnova.com

Friday, July 8, 2011

Aspek Warna

Warna merupakan aspek estetika dari elemen-elemen ruang. Warna berpengaruh pada penciptaan nuansa ruang. Pewarnaan elemen-elemen ruang pada dasarnya bergantung pada selera pengguna. 

Namun ada beberapa pertimbangan penerapannya dalam hunian mungil yang secara fisik memiliki dimensi minimal, misalnya kesan ruang yang ditimbulkan. Warna-warna cerah akan menimbulkan kesan luas dibanding warna-warna gelap. Misalnya: warna putih dan kuning muda akan terkesan lebih luas dibanding warna coklat atau abu-abu. 

Selain itu, warna juga memberikan nuansa ruang: panas, sejuk maupun dingin. Misalnya warna yang bernuansa merah akan bernuansa panas, hujau bernuansa sejuk, dan biru bernuansa dingin.



 
Ruang berwarna terang (cerah) secara visual nampak lapang

 
Warna gelap memberi kesan lebih sempit

Lebih lanjut, warna dapat dibagi menjadi 3 kategori: warna sejuk, warna hangat dan warna netral. · Warna sejuk Yang termasuk ke dalam warna-warna sejuk adalah: biru, hijau, ungu dan perak. Warna-warna sejuk cenderung memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. · 

Warna hangat Yang termasuk ke dalam warna-warna hangat adalah: merah, merah muda, kuning, oranye, ungu dan emas. Warna-warna hangat cenderung memiliki efek kegairahan bagi yang melihatnya. · Warna netral Yang termasuk ke dalam warna-warna netral adalah: coklat, gading, abu-abu, putih dan hitam. Warna-warna netral baik untuk latar belakang suatu desain.

 
Ruang bertema warna kuning memberi kesan hangat

 
Ruang bertema warna biru-hijau memberi kesan sejuk

Warna
Karakter
Merah
Energi penuh, aktif, hangat, semangat, kemarahan, ambisi
Putih
Netral, bersih, polos, lapang, steril, dingin
Kuning
Energi baik, semangat, makmur, mewah
Biru
Tenang, sunyi, damai, nyaman, melindungi, lega, luas
Oranye
Ceria, hangat, bahagia, penuh energy, semangat
Hijau
Alami, harmonis, teduh, santai, sejuk, segar, tenang
Coklat
Hangat, nyaman, alami, akrab, tenang
Abu-abu
Stabil, luas, tenteram, dingin
Hitam
Melindungi, dramatis, serius, bergaya, anggun
Emas
Kaya, makmur, berharga, tradisional
Perak
Glamour, tinggi, anggun

Mewarnai untuk hunian mungil: · Pilihlah warna yang cerah (muda). Semakin muda, ruang terasa semakin luas. · Kombinasikan warna sesuai harmonisasi ruang. · Berikan sedikit warna kontras pada salah satu sisi dinding untuk menghilangkan kesan monoton ruang.

Thursday, July 7, 2011

Aspek Ergonomis

Ergonomis adalah kesesuaian antara fungsi tubuh manusia (pengguna) dengan alat atau fasilitas yang berinteraksi langsung dalam sebuah aktivitas yang sedang berlangsung. Pada intinya adalah untuk mendapatkan kenyamanan fisik pengguna dalam melakukan aktivitas dengan menggunakan fasilitas yang sesuai. Aplikasi konsep ergonomis berbeda-berbeda untuk setiap penggunanya. Hal ini berdasarkan ukuran fisik pengguna dan fasilitas yang digunakan. Ukuran fisik pengguna ditentukan oleh usia, ras dan karakter khusus masing-masing, sehingga fasilitasnya pun akan disesuaikan dengan ukuran pengguna.

Beberapa contoh furnitur ergonomis yang memperhatikan aspek dimensi manusia sebagai pengguna dan sarana penunjang aktivitas. (Fritz Wilkening )


Memilih furnitur ergonomis: - Pilihlah furnitur sesuai dengan kebutuhan aktivitas dan ketersediaan ruang- Pilihlah furnitur yang dapat menampung perkakas dengan maksimal - Pilihlah furnitur yang tidak berbahaya, baik desain maupun kadar racun yang ditimbulkan - Sesuaikan furnitur dengan luas ruang dan jangan berlebihan- Sesuaikan dengan ukuran pengguna, misalnya penggunaan untuk dewasa atau anak-anak - Cobalah mendesain sendiri furnitur yang dapat menampung perkakas yang dimiliki, sesuai luas ruang, sesuai layout ruang dan mudah penerapannya dalam ruang. - Gunakan furnitur yang variatif agar dapat maksimal diterapkan pada ruang, misalnya furnitur tempel/gantung dan tidak hanya furnitur yang menempel di lantai saja

Wednesday, July 6, 2011

Optimalisasi Ruang Sudut

Salah satu upaya efisiensi setiap ruang yang ada dalam hunian adalah mengoptimalkan setiap sudut “kosong” dalam ruang. Beberapa fungsi tambahan dapat diletakkan pada ruang-ruang sudut sebagai pelengkap/pendukung fungsi utama. 

Ruang sudut kosong sebaiknya diolah dan tidak dibiarkan sia-sia tanpa fungsi.Beberapa fungsi tambahan yang dapat diterapkan pada ruang sudut kosong untuk menempatkan furnitur:- Rak koleksi: buku, aksesoris- Almari sebagai storage- Cermin rias- Washtafel- Rak sepatu- Rak handuk- Dispenser- Gantungan baju- Tempat payung/topi



Dengan menambahkan furnitur-furnitur fungsional pada sudut, paling tidak cukup banyak membantu mengatasi kebutuhan akan storage. Selain untuk menempatkan furnitur berfitur storage, sudut juga dapat untuk memajang koleksi-koleksi pribadi dengan sentuhan estetika yang menarik, sehingga akan menambah nilai lebih sudut. 

Mengoptimalisasi sudut ruang untuk hunian mungil: · Rencanakan furnitur tambahan dengan bentuk menyudut (90o) yang kompak dengan ketersediaan ruang sudut. · Bentuk geometris yang baik adalah: segitiga dan segi empat. Segitiga mempunyai orientasi ke arah sisi diagonal (tengah), sedangkan segi empat ke arah sisi tegak lurus dinding. · Tata furnitur ke arah vertikal dengan ukuran sesuai jarak jangkauan (bersap)

Sumber: Kreatif Menata Hunian Mungil

Tuesday, July 5, 2011

Split Level Pembeda Ruang

Dengan berbagai upaya, penghuni hunian mungil selalu mencari alternatif-alternatif yang dipandang cukup “ampuh” untuk mengatasi permasalahan ruang terbatas, namun tetap mampu mendukung aktivitas di dalamnya. Pada pembahasan di depan, bahwa penataan ruang terbatas memiliki prinsip dasar meminimalkan penggunaan batas (fisik/visual) dan memaksimalkan penyediaan storage dalam elemen-elemen ruangnya.

Salah satu upaya untuk membedakan antara ruang satu dengan yang lain adalah menerapkan sistem split level lantai (pembeda ketinggian antar lantai ruang). Garis ketinggian yang terbentuk menjadi batas imajiner antara satu ruang dengan ruang yang lain.


Sebuah ruang TV yang ditinggikan dengan lantai box kayu. Selain sebagai alas, box juga berfungsi sebagai storage untuk menyimpan perkakas seperti karpet dan sebagainya.
 
Pada beberapa kasus, pembedaan ketinggian lantai disebabkan oleh penyesuaian kontur lahan, sehingga ketinggian lantai dalam satu hunian diterapkan dengan sistem trap/ berjenjang. Peninggian berdasarkan penyesuaian kontur justru dipandang tidak efisien (inefisien) jika dimensi lantai split tidak sesuai dengan kebutuhan ruang yang diharapkan. Hal ini karena split level bersifat permanen di mana kontur lahan sebagai pembentuknya. 

Begitu pula dengan split lantai yang dirancang tanpa adanya fitur storage yang hanya memiliki satu fungsi sebagai pembeda tuang saja. Tentu ruang antar lantai akan menjadi percuma. Lebih lanjut model seperti ini dapat dikembangkan dengan split level lantai buatan pada ruang-ruang khusus, seperti: ruang TV, ruang piano, ruang belajar, ruang sholat dan ruang kerja. Lantai yang ditinggikan memiliki fitur storage yang dapat digunkan untuk menyimpan karpet dan barang-barang lainnya. Lantai yang tinggi ini dapat dianalogkan sebagai panggung kecil berbentuk box dalam ruang, dan terbuat dari kayu. 

Konsep storage ditunjukkan dengan adanya ruang dalam box, yaitu ruang antara lantai dasar dan lantai level (permukaan box). Gambar berikut adalah contoh penerapan split level sekaligus sebagai storage. 
  Membuat split level lantai dengan fitur storage: 
  • Amati bentuk ruang yang ada saat ini untuk kemungkinan dibuat split level pada ruang tertentu
  • Ruang-ruang yang kemungkinan dapat ditinggikan dengan split level adalah ruang-ruang yang memiliki tingkat “derajat penting”, misalnya mushola, ruang TV dan ruang kerja 
  • Persiapkan bahan untuk split level: 
 * Material kayu : rangka kayu dan penutup muka lantai dan storage dari papan kayu  
* Material logam : rangka besi dan penutup muka lantai dan storage dari plat   
 * Material semen : rangka susunan bata, penutup lantai dengan keramik/granit dan penutup storage dari papan kayu atau plat - Tinggikan split pada ruang terpilih satu trap tangga (20 cm)- Penutup storage diletakkan pada bagian permukaan lantai dan mudah dijangkau (bagian tepi) - Berikan warna berbeda untuk area split lantai atau cukup pada sisi vertikalnya saja untuk membedakan split dan muka lantai lain yang lebih rendah

Monday, July 4, 2011

Memaksimalkan Ruang Antara Lantai dan Plafon

Ketika segalanya terasa sempit ke samping kanan-kiri, maka solusinya adalah ke atas-bawah. Sebenarnya hal itu sebuah solusi yang jika dilakukan maka akan terselesaikan permasalahan ruang sempit. Kita merasa sempit jika secara psikologi kita terhimpit oleh sesuatu yang menekan. 

Dan biasanya sesuatu yang menekan berasal dari atas sebuah ruang, tak lain adalah plafon. Seakan jawabannya adalah bagaimana kita mengolah plafon dan area atas ruang agar nampak lega.

Langkah untuk memaksimalkan ruang antara lantai dan plafon adalah membuat jarak terjauh muka lantai dan muka plafon. Semakin jauh jaraknya, maka semakin besar pula ruang yang terbentuk. Maksimalisasi ini akan memberikan ruang untuk penataan furnitur ke arah vertikal. Berikut ini adalah tata plafon berdasarkan hierarki ketinggian dari terendah hingga tertinggi:
 
Hierarki terendah adalah plafon dengan model bagian tengah menjorok ke bawah. Model ini memperkecil jarak antara plafon dan lantai yang berdampak pada semakin sempitnya ruang. Sedangkan hierarki tertinggi adalah void pada ruang, dimana jarak lantai dan plafon semakin besar yang berdampak ruang menjadi luas.

Memaksimalkan ruang antara lantai dan langit-langit (plafon):- Jarak minimal pemasangan plafon adalah 2,75 m di atas permukaan lantai, terutama pada plafon rata- Berikan sentuhan luas dengan model cerukan ke atas, seperti pada interior bus- Maksimalkan ruang dengan sistem plafon menempel pada usuk, sehingga plafon akan mempunyai posisi miring sesuai bentuk atap- Minimalkan ornamen pada plafon atau gunakan plafon polos untuk memperluas visual

Sumber : Kreatif Menata Hunian Mungil

Memaksimalkan Bukaan

Keterbatasan fisik ruang hunian mungil yang secara psikologis menghimpit dapat diatasi dengan memperluas pandangan ke ruang luar yang lebih luas. Dengan cara ini, secara psikologis tidak akan terasa menekan atau menyesakkan. 

Merasakan suasana ruang luar dan membawanya masuk ke dalam juga dapat dikatakan sebagai sensasi virtual yang lapang, di mana si penghuni yang berada di dalam hunian mungil pun dapat menikmati kelegaan seperti halnya mereka yang ada di ruang luar.


 
Bukaan sebagai media visual ke ruang luar memiliki peran penting untuk memasukkan suasana ruang luar ke ruang dalam. Sama halnya dengan memajang gambar lansekap, kondisi ini juga memperbesar luas virtual ruang. Namun kelebihan dari bukaan adalah mendapatkan suasana yang nyata ruang luar. Bukaan juga berfungsi sebagai media sirkulasi udara segar dan masuknya cahaya alami matahari ke dalam ruang. 

Dengan memaksimalkan luas bukaan, tentu akan mendapatkan banyak keuntungan, seperti pandangan makin luas, udara segar dan cahaya alami lebih maksimal masuk ke dalam ruang dalam.

Gambar di atas menggambarkan kondisi bukaan yang berorientasi pada dinding batas hunian. Untuk dapat menikmati kenyamanan visual, tentu membutuhkan suasana luar yang menyejukkan dan bernuansa alami. Dinding luar yang menjadi orientasi tidak boleh dibiarkan hampa (polos tanpa olahan). Untuk itu perlu diolah menjadi taman buatan dengan beragam tektur alam dan tanaman pendukungnya. Selain nampak sejuk dan asri, tanaman-tanaman yang ada di taman tersebut akan menciptakan udara segar di sekitarnya.

Memaksimalkan bukaan untuk hunian mungil: - Letakkan bukaan pada sisi dinding yang memiliki potensi: pandangan baik, sumber udara segar, sumber pencahayaan alami yang baik dan aman.- Bukaan jendela lebih diutamakan menggunakan material kaca bening atau kadar raiben < 20% dan memiliki daun bukaan yang fleksibel dibuka. - Semakin lebar bukaan, semakin besar potensi ruang luar yang masuk ke dalam (pandangan, udara segar, cahaya alami). - Secara visual, semakin lebar bukaan maka luas imajiner ruang dalam semakin besar. Ruang dalam terasa semakin lega

Sumber : Kreatif Menata Hunian Mungil