katalog elektronik rumah tangga  fashion  handphone and tablet  jam tangan dan perhiasan  kamera  kesehatan dan kecantikan  komputer dan laptop  mainan dan bayi  olahraga dan outdoor  otomotif dan hobi  elektronik peralatan rumah tangga  tas dan koper

Saturday, March 3, 2012

Desain Hemat di Kamar Anak


Memperbarui ruangan atau kamar anak-anak tidak perlu bujet yang tinggi. Banyak ide dan kreativitas bisa dimainkan dengan minim tambahan ruang.

Tirai
Berikan tampilan baru pada gorden kamarnya. Tambahkan hiasan atau kain warna-warni untuk membuat panel yang dibeli di toko ini jadi terlihat baru.

Wadah kreatif
Kaleng-kaleng bekas susu atau sup buah sebaiknya diselamatkan dan ubahlah mereka menjadi wadah yang cerdas. Tempatkan di dalamnya peralatan yang dibeli di toko, seperti pensil warna, perangko dan penanda atau marka dan lain-lain untuk memudahkan anak-anak mencari dan mengambilnya tanpa berantakan.



Lantai warna-warni
Ubin adalah solusi hemat untuk menambah kehangatan ruangan, yaitu dengan memakai lantai kayu. Dan, bagian terbaiknya adalah, jika ada kerusakan, tinggal pindahkah bagian ubin yang rusak dengan menutupinya memakai karpet warna-warni.

"Dinding" kelima
Kamar anak bisa menjadi lebih terasa bebas dan kreatif dibandingkan ruangan lainnya. Maka, mulai pikirkanlah desain lain pada "dinding" kelima di kamar mereka, yaitu langit-langit kamar. Anda bisa memainkan tema bahari ke ruangan ini cukup dengan melukis langit-langit bergambar mawar kompas.

Sumber: www.hgtv.com
Courtesy : properti.kompas.com

Friday, March 2, 2012

Material Bangunan Sahabat Lingkungan

Bila Anda ingin membangun ataupun merevonasi rumah, janganlah mengabaikan pentingnya memilih material bangunan nan tak memusuhi lingkungan. Ini sudah tentu, demi kesinambungan planet Bumi tercinta.
Pemilihan tersebut bukan hal nan sulit. Maklum, berbagai material bangunan ramah lingkungan tersaji di pasar, digelontorkan oleh para produsen yang tentu peduli kesinambungan Bumi sekaligus berniat menjala laba dari konsumen.


Secara mendasar, boleh dikatakan bahwa material bangunan punya beberapa ciri. Yakni,  

pertama, proses produksinya meminimalkan pengurasan sumber daya alam seperti kayu di hutan.

Kedua, material tersebut bisa didaur ulang.
Selain itu, konsumen pun perlu memilih material yang, dalam proses pengiriman, tidak menggunakan banyak konsumsi energi (bahan bakar minyak). Maka, di sini sang konsumen perlu mengutamakan membeli material yang berlokasi dekat dengan propertinya—bukan material yang diimpor dari negeri lain.

Lantas, apa saja sih material bangunan ramah lingkungan yang kini bisa diperoleh di pasar? Ada banyak sebagai berikut—beberapa di antaranya sangat mungkin tiada asing bagi Anda:
1. Rangka atap baja ringan. Bahan ini kian ngetren sebagai pengganti rangka atap kayu. Selain ramah lingkungan, rangka atap baja juga lebih kuat, ringan, dan mudah dipasang.
2. Kusen aluminium. Selain tak berperan menguras kayu hutan, kusen aluminium juga lebih awet karena tak bisa lapuk ataupun digerayangi gerombolan rayap.
3. Pintu PVC. Nah, material bangunan yang ini juga bisa tampil indah karena tersedia dalam banyak motif dan warna. Juga tak cepat lapuk dimangsa air dan rayap—tak seperti pintu kayu.
4. Keran sistem pencet/tekan. Keran ini mencegah pemborosan penggunaan air. Maklum, sering, pengguna keran tidak mematikan keran secara rapat sehingga air terus mengucur percuma. Keran sistem pencet juga lebih kebal terhadap kemungkinan bocor.
Wah, iya…keran ini pas digunakan di wastafel rumah Anda.
5. Septic tank fiberglass dan berpenyaring biologis. Nah, ini merupakan septic tank yang ramah lingkungan karena punya sistem penguraian limbah bertahap, antirembes-bocor, tahan lama, dan hemat ruang.
6. Wall paper (kertas dinding) daur ulang. Wall paper tipe ini terbuat dari kertas yang bisa didaur ulang. Selanjutnya, tipe ini mudah dibersihkan, cukup diseka dengan lap kering.
Berlainan dengan itu, wall paper berbahan vinyl tak bisa didaur ulang.
7. Batu bata dari—maaf—kotoran sapi. Merupakan besutan mahasiswa Prasetiya Mulya Business School di tahun 2009, batu bata ini jelas sobat kental bagi lingkungan karena tak memerlukan teknik pertambangan nan menciderai alam.
Sudah begitu, batu bata tersebut lebih kuat dan ringan ketimbang batu bata konvensional.
8. Cat ramah lingkungan. Dewasa ini, produsen cat mulai memasarkan produk yang tidak mengidap zat beracun ataupun berbahaya bagi lingkungan. Sudah tentu, Anda bisa menggunakan cat jenis ini.
9. Kaca dari material daur ulang. Di sini, sang produsen menggunakan limbahan pecahan kaca plus pasir silika sebagai bahan baku produksi.
10. Kayu dari komposit kayu plastik. Material ini bisa dikatakan belum lama hadir di Indonesia. Kayu ini terbuat dari serbuk kayu yang didaur ulang, serbuk bambu, kayu hasil penanaman di lahan pertanian, PVC, dan beberapa serbuk organik non-bahan kimia.
Wujud nyata kayu tersebut banyak: lantai, ceiling, panel dinding, window blinds, pagar seri, dan lain-lain.
Demikianlah, ada banyak material bangunan sahabat lingkungan yang bisa Anda gunakan. Selamat bersobat kental dengan planet Bumi.

Courtesy:www.propertykita.com

Tertutup Namun Terlihat

Bila ingin buku-buku Anda rapi dan tak sekadar jadi pajangan, lihatlah lemari buku built-in ini.
"I need to see what I have ,” ujar Lynda Ibrahim, sang pemilik rumah. Buku yang dimilikinya beraneka ragam. Terkadang ia lupa menaruh buku yang dibelinya. Pernah suatu hari, ia membeli buku yang ternyata sudah dibeli. Tak salah jika lemari buku built-in berdaun pintu kaca kini bertengger di ruang kerjanya. Semua buku kini tersimpan rapi dan mudah terlihat dari luar. 
Awalnya hanya ada sebuah cerukan di ruang kerja tersebut. Namun karena kebutuhan menampung buku cukup banyak, dibuatlah sebuah cerukan lagi. Alhasil dirancanglah lemari built-in berbentuk L shape oleh Mei Batubara, desainer interior. “Yang jelas dia mau yang tertutup, tapi masih bisa terlihat,” kata Mei tentang permintaan Lynda.
Tertutup Namun TerlihatLemari buku yang tertanam di dinding membuat ruang kerja yang kecil tak terlihat sempit. Warnanya putih, senada dengan warna dinding dan plafon. Lynda memang menginginkan warna putih di sana. “Serba santai, serba tenang,” ujarnya. Bahkan, awalnya, meja kerja juga hendak dicat putih. Namun niatnya urung setelah mengetahui bahwa materialnya kayu Jati.
Warna putih, tampilan flat, simpel, meniru gaya American modern klasik. Lemari built-in tersebut dibuat tinggi, hingga ke plafon. Ini sengaja dibuat agar tak ada ruang tersisa, sehingga lemari built-in tampil dominan di sana. Toh, Lynda juga tak membutuhkan hiasan lain di ruang kerjanya.

Berbagai macam buku disimpan di situ. Penyimpanan disesuaikan dengan tema buku. Dari buku antropologi, sejarah, fashion, interior, hingga buku-buku fiksi lain, tersimpan rapi. Selain buku, Lynda juga menaruh file kerja di sana.
Lemari dibuat dalam banyak kompartemen. Tiap kompartemen terdiri atas tiga bagian. Bagian bawah berupa kabinet setinggi 80cm, terbagi dalam ambalan atas bawah. Bagian tengah setinggi 170cm sebanyak lima tingkat sama tinggi. Paling atas berupa kabinet tertutup. Sedangkan kabinet tengah dan bawah berdaun pintu kaca setebal 6mm. Total ada sekitar 49 rak yang terlihat isi lemarinya.
Lynda, yang mengaku pelupa, tertolong dengan hadirnya lemari buku ini. Dengan mudah, ia bisa mengecek buku-buku yang akan atau belum selesai dibaca. Tanpa perlu membuka pintu lemari. I need to see what I have .

Courtesy :www.ideaonline.co.id

Memilih Furnitur Sesuai Gaya Rumah

Jangan terburu-buru membeli furnitur. Pertimbangkan gaya, kebutuhan dan kondisi ruang. Salah pilih, sesal kemudian, tak berguna
 
Furnitur merupakan salah satu elemen interior yang memegang peranan penting dalam sebuah rumah. Ibarat manusia, rumah adalah fisik, sementara furnitur merupakan pakaiannya. Antara bangunan dan furnitur saling melengkapi untuk menciptakan keselarasan dan keindahan yang maksimal. Karenanya, gaya furnitur selayaknya disesuaikan dengan gaya arsitektur rumah.
Meski begitu, boleh saja jika kita ingin menggunakan gaya furnitur yang berbeda dengan gaya bangunan. Sepanjang diletakkan pada tempat yang tepat, serta sesuai kebutuhan dan kondisi ruang.

Memilih Furnitur Sesuai Gaya RumahRumah kecil pun bukan berarti tidak bisa menggunakan gaya klasik. Tentu saja, furniturnya harus dipilih yang berbentuk lebih ramping dengan curve lebih kecil. Agar tidak terkesan terlalu “berat”, hindari warna furnitur klasik yang gelap.
Mengisi ruang dengan furnitur eklektik? mengapa tidak. Misalnya, furnitur neoklasik dikombinasi modern, lalu diberi sentuhan tradisional pada perniknya. Namun hindarilah mencampur lebih dari tiga gaya dalam satu ruang. Karena mencampur berbagai gaya itu ‘tingkatnya’ sudah advanced ”, maka akan lebih baik lagi jika Anda meminta saran dari profesional. Kalau mau bermain “aman”, satu gaya saja untuk satu ruang adalah pilihan yang paling bijaksana.
Kalau rumah Anda terbilang mungil, cobalah “melirik” furnitur yang multifungsi. Mengapa? Karena furnitur seperti ini efisien dari segi tempat dan fungsi. Contoh furnitur seperti ini antara lain sofa bed – siang hari jadi sofa biasa, dan jika diperlukan dapat difungsikan sebagai tempat tidur – atau ranjang yang bagian kolongnya dimanfaatkan untuk laci-laci penyimpan pakaian atau benda lain.

Courtesy : www.ideaonline.co.id

Thursday, March 1, 2012

Ruang Nyaman Meski Renovasi Belum Selesai

Rumah ini belum jadi sepenuhnya, tapi bisa nyaman untuk ditinggali. Caranya?
 
Arif merenovasi rumahnya agar saat Lebaran tiba keluarganya bisa. Masalah timbul, ia hanya memiliki waktu sekitar 3,5 bulan untuk mengubah rumah 1 lantainya menjadi bertingkat. Rumah ini bertipe 56/112 dan direnovasi menjadi tipe 104/112. Renovasi dilakukan sejak awal Mei 2011 dan diselesaikan pertengahan Agustus 2011.
Ternyata hingga bulan September 2011 rumah belum jadi 100%. Masih ada beberapa bagian kecil yang masih harus dilakukan, seperti mengganti daun pintu, kitchen set , menambah perabot interior, dan finishing di beberapa bagian. Namun rumah itu sudah cukup nyaman untuk ditinggali.

Ruang Nyaman Walau Renovasi Belum Selesai

“Tukang saya tadinya ada enam. Tapi karena saya ada proyek yang butuh selesainya cepat juga, jadi tukang-tukang yang bagus saya bawa ke sana. Jadi (di akhir renovasi) tinggal tiga orang.” Hasilnya masih cukup rapi berkat pengawasan yang cukup ketat. Arif sendiri adalah arsitek yang mengerti kondisi pekerjaan membangun..
Untuk bisa tetap nyaman ditinggali, prioritas pekerjaan difokuskan pada ruang komunal, yaitu ruang di lantai bawah. Penyelesaian pengerjaan ruang komunal ini penting karena berhubungan dengan aktivitas menerima tamu saat lebaran. Agar luas, sekat ruang tamu dan ruang keluarga ia bongkar. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur menjadi kesatuan dalam konsep ruang open plan. Hasilnya jauh lebih lengang. Anak-anaknya bisa bebas bermain dan berlarian di dalam rumah.

Untuk ruang tamu, ia membedakan desainnya dari ruang keluarga dan ruang makan. Secara rasa, hal tersebut menjadi pembatas zona antara area tamu dengan keluarga, walau keduanya bersifat permiabel (akses fleksibel). Tangga pun sebenarnya belum jadi. Tapi bagian anak tangga dihaluskan plesterannya sehingga tampak seperti unfinished yang memang disengaja.
Jika budget atau waktu terbatas, renovasi tumbuh (bertahap) seperti ini dapat dilakukan. Renovasi awal selesai, mungkin renovasi berikutnya menunggu dana dan waktu yang tepat. Anda dapat memprioritaskan pada yang lebih kelihatan (seperti ruang-ruang komunal), mengakali beberapa finishing , dan desain yang tidak terlalu rumit (efisiensi bahan dan konstruksi). Jangan lupa untuk rutin memantau pekerjaan agar sesuai dengan manajemen waktu dan budgeting .

courtesy : www.ideaonline.co.id