katalog elektronik rumah tangga  fashion  handphone and tablet  jam tangan dan perhiasan  kamera  kesehatan dan kecantikan  komputer dan laptop  mainan dan bayi  olahraga dan outdoor  otomotif dan hobi  elektronik peralatan rumah tangga  tas dan koper

Tuesday, April 27, 2010

Cermin Dalam Ruang

"Sana sini mentok". Istilah itu sangat tepat untuk menggambarkan sebuah apartemen, yang umumnya memiliki area terbatas. Ditambah dengan ketiadaan halaman, ruang dalam apartemen seolah-olah terasa lebih “menekan”. Karena itu, interior sebuah apartemen harus dirancang agar terlihat lebih luas, dan tentunya lebih nyaman.

http://hiasanrumah.files.wordpress.com

Cermin Sebagai Dinding 
Cara yang banyak dilakukan desainer interior untuk memperluas ruang adalah dengan menggunakan cermin. Ilusi yang tampak di cermin bisa membuat ruang tampak 2 kali lebih besar. Batas pandangan yang tadinya terbentur tembok, seakan-akan diperluas ke dalam cermin.

Cara inilah yang diterapkan pada apartemen mungil ini. Secara ekstrim, di sini cermin dipasang “penuh” pada dinding yang berbatasan dengan ruang tidur. Dinding antara pintu kamar anak dengan ruang tidur utama pun tak luput dari cermin.

Memasang cermin berukuran raksasa memang cukup efektif. Namun yang jadi masalah adalah keterbatasan ukuran cermin yang ada di pasaran. Anda memang bisa memesan cermin berukuran sangat besar, tapi pastinya harganya menjadi sangat mahal. Belum lagi kesulitan saat memasukkan cermin ke dalam rumah dan memasangnya. Bayangkan pula bila pecah, Anda harus mengganti seluruhnya. Agar lebih praktis, di sini digunakan cermin dalam bentuk panel-panel berukuran 130 cm x 80 cm, yang “disatukan” dengan penyangga dari aluminium (ada namanya???).

Karena dinding dipenuhi cermin, peralatan listrik seperti stop kontak dan sakelar sebaiknya telah ditentukan posisinya sebelum cermin dipasang. Pertama-tama, cermin dilubangi seukuran stop kontak atau sakelar, kemudian dipasang di dinding. Baru setelah itu rumah sakelar dipasang.

Selain memperluas pandangan, penggunaan cermin di seluruh dinding ternyata bisa mengurangi biaya pengecatan. Dinding tak perlu dicat, bahkan tak perlu diaci lagi. Selain itu, kalau kotor gampang membersihkannya.


Rahma Yulianti/ Made Mardiani Kardha / Sumber: Tabloid Rumah
courtesy: nasional.kompas.com

Ruang Makan Terbuka

Ruang makan ini berada pada rumah tiga lantai dengan ukuran bangunan per lantainya 6mx17m. Ruang makan berada satu lantai bersama dengan ruang keluarga dan pantry. Ketiga ruangan jadi satu, dibiarkan terbuka tanpa sekat.



Salah satu keistimewaan ruang makan ini adalah dinding kacanya. Kaca pada rumah ini tampil frameless (tanpa kusen). Jadi, kaca dipasang dengan cara ditanam langsung ke dalam lantai, dinding, dan plafon. Kaca dibuat selebar dinding dan dipasang menerus dari lantai hingga plafon. 

Pada beberapa bagian, kaca dapat dibuka dengan sistem pivot (engsel di tengah) sehingga udara luar dapat masuk.

Meskipun semua ruang jadi satu, namun ruang makan ini tetap tampil menonjol. Ini karena posisi ruang makan dibuat lebih mundur sedikit dari garis dinding ruang keluarga dan pantry, yaitu sekitar 2m. Plafonnya juga dibuat beda dari plafon keseluruhan yang terbuat dari gypsum board.

Plafon ruang makan dibuat berbentuk L menerus dari dinding ke plafon, dengan ketinggian plafon lebih rendah dari level plafon keseluruhan - dikenal dengan istilah drop ceiling. Drop ceiling itu dibuat menggunakan multipleks yang dilapis veneer kayu warna cokelat terang. Ia juga berguna untuk menyembunyikan grill AC.


Courtesy : nasional.kompas.com

Tuesday, April 20, 2010

Sumur Resapan Pekarangan

Air hujan yang jatuh ke bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup, ini adalah sikulus hodrologi. Dalam siklus ini, secara alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan melalui sungai dan terbuang percuma ke laut. 

Dengan kondisi daerah tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah, yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun.


Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian dan keperluan mahluk hidup lainnya. Disamping itu dapat menyebabkan intrusi air laut semakin dalam ke arah daratan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu konservasi air sebagai upaya untuk penambahan air tanah melalui pembangunan sumur-sumur resapan. 

Prinsip dasar konservasi air ini adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir percuma ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air kembali meresap ke dalam tanah ( groundwater recharge).

Dengan muka air tanah yang tetap terjaga atau bahkan menjadi lebih dangkal, air tanah tersebut dapat dimanfaatkan pada saat terjadi kekurangan air di musim kemarau dengan jalan memompanya kembali ditempat yang lain ke permukaan.







Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi Sumur Resapan
  1. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur-sumur gali biasa.
  2. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah tidak tertekan (unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah. Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang berair tanah sangat dangkal.
  3. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah.
  4. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu.
  5. Bak kontrol terdiri-dari beberapa lapisan berturut-turut adalah lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk.
  6. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada.
  7. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan, dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu belah atau ijuk.
  8. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur. Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk ke sumur harus dapat diatur misalnya dengan seka balok dll.
  9. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan, luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya diameter berkisar antara 1 – 1,5 m
  10. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis pasangan batu bata atau buis beton. Akan lebih baik bila dinding sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara horizontal.
  11. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan papan/plesteran.




Komponen Bangunan Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan sekurang-kurangnya terdiri dari :Saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur.
  • Bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan.
  • Pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk.
  • Sumur resapan
  • Pipa pembuangan yang bersungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh.
courtesy : kibagus-homedesign.blogspot.com

Monday, April 12, 2010

Bukaan di Kamar Mandi

Sempit, pengap, dan lembap. Jangan sampai kamar mandi di rumah mengalaminya. Ukuran boleh sempit, tapi kamar mandi harus tetap sehat.
 
Kamar mandi seringkali menjadi "anak tiri" di rumah sendiri. Banyak rumah di Indonesia menempatkan kamar mandi dalam urutan terakhir sebagai ruangan yang mendapat perhatian. Akhirnya, kamar mandi dibuat apa adanya. Menempati lahan yang sempit, memiliki bukaan yang kecil dan sedikit. Tak heran kamar mandi seringkali terasa pengap dan lembap. 

Tak Perlu Ragu Buat Bukaan di Kamar   Mandi


Kamar mandi termasuk area yang kerap basah. Area-area demikian, justru seharusnya mendapat perhatian ekstra. Pasalnya, sering tergenang air, menyebabkan kelembapan. Keadaan demikian, dapat mengakibatkan jamur dan bakteri tumbuh subur. Anda tentu tak ingin kamar mandi justru menjadi sarang penyakit, kan?


Salah satu cara menghindarkan kamar mandi dari keadaan yang terlalu lembap, adalah dengan memberikan bukaan yang cukup.
Sama halnya seperti ruangan lain, kamar mandi juga membutuhkan

sirkulasi udara yang baik. Unsur cahaya alami - cahaya matahari - juga salah satu faktor penting, yang dibutuhkan kamar mandi, untuk menghindarkannya dari kelembapan berlebihan. Menempatkan jendela yang cukup besar di kamar mandi, dapat memenuhi dua fungsi tadi sekaligus.

Keengganan menempatkan jendela di kamar mandi, biasanya berkaitan dengan privasi. Untuk masalah yang satu ini, sebenarnya banyak solusinya. Misalnya dengan pemasangan tirai atau window blind. Tutup jendela ketika Anda menggunakan kamar mandi. Setelah selesai, buka tirai dan daun jendela. Dengan demikian, cahaya matahari leluasa masuk, sirkulasi udara pun berlangsung baik. 
 
Solusi lain, buat bukaan tidak di dinding, melainkan di ceiling, misalnya dengan membuat skylight. Cara ini relatif lebih "aman" untuk menjaga privasi Anda, karena letaknya di atas. Cahaya matahari yang masuk dapat membantu kamar mandi menjadi lebih sehat. Jamur dan bakteri tidak akan tumbuh subur, di ruangan yang kaya sina rmatahari. Jadi tak perlu ragu lagi membuat bukaan di kamar mandi.

Foto: Tri Rizeki Darusman
Courtesy : www.ideaonline.co.id

Amazing Sofa


Barcelona Couch by Ludwig Mies van der Rohe

ludwig_mies_van_der_rohe_barcelona_couch.jpg
Created by Ludwig Mies van der Rohe for the German Pavilion at the 1929 Barcelona Exposition, the Barcelona couch features the hand-buffed frame and hand-pieced leatherwork of traditional craftsmanship.

Revolutions Per Hour Sofa by Fabio Novembre

revolutions_per_hour_sofa.jpg
Bouroullec Pol Sofa by Ronan & ErwanFabio Novembre presents RPH - Revolutions Per Hour, a large sofa that can exist as a unit or in several separate parts. Its distinctive character comes from the ends that resemble two deign archetypes: the Cubetto armchair and Le Corbusiers chaise-longue. The formal play is developed in the upholstery: one has a seat in black and white fabric with red sides - like a Valentino 1950’s cocktail party dress; the second is in grey crinkled, felt fabric with a rock-like effect.

Polar Sofa by Pearson and Lloyd

pearson-lloyd_polar_sofa.jpg
Simple blocks that rise up directly from the floor, like an iceberg with shapes that are both dynamic and impressive, coming together to produce different combinations. This is the concept of Polar, an original and versatile system for creating decors that are always new. The seats and backs, with frame in wood and differentiated density foam filling, can be combined to create six sofa types, all with solid volumes and oblique cuts for a constantly changing and constantly moving space.

Moon System by Zaha Hadid

zaha_hadid_moon_system.jpg
A continuous form which combines aesthetics and ergonomic features. Moon System expresses the happy meeting of attitude and experimentation typical of B&B Italia and Zaha Hadid, world famous architect, whose work has been exploring the complexity of curved geometry for several years. The concept of seating, in its most traditional sense, is radically undermined by the creation of an angular, highly dynamic form: a single shape which contains the back, the seating, and the armrests as if “sculpted” from a single block. Metallic as if it had just arrived from outer space, Moon System is best placed at the centre of a room from where its fluid, expressive curves can be admired from new viewpoints. The system is complete with footrest, whose shape perfectly integrates with the form of the sofa.




ronan-erwan_bouroullec_pol_sofa.jpg
Pol is a sofa with a light chrome steel structure and a backrest and seat in expanded polyurethane, each consisting in a single padded element. Two simple armless elements, one practically fitted onto the other; an austere design which is softened exclusively by the hint of a curve at the ends. An object which reflects a contemporary lifestyle, and personalises permanent or temporary locations making them ultra-functional.

Voido glossy black by Ron Arad

arad_ron_voido_glossy_black_lacqued_black.jpg
We love the new version ”glossy black” of the famous Rocking chair Voido. Originally conceived in blow moulding, Voido was presented at the 2005 Furniture Fair in a “mould testing” phase under which it suffered greatly. Underestimated by Magis and Arad alike, the latter of whom jokingly wrote on the prototype, “This is not rotation moulding! First attempt in big scale blow moulding. Almost there!” But not a thing could be done to alleviate the technical suffering, as trial after trial made evident. So the Voidoblow moulding combination was given up in exchange for rotational moulding that features new and decidedly superior aesthetics. Now Voido is ready for the market. A sculpture by Ron Arad.

MT2 Sofa by Ron Arad


Innovation, experimentation of the materials and forms, Ron Arad does not stop to surprise us! One loves this new line of seats MT (of which the exact pronunciation in English is empty) to the hollow form put in value by a plastic two-tone polymere. Completely realized in polyethylene molded by rotation, this sofa is cut while adapting the theoretical trace to the real dimensions of the product, and that thanks to the technologies the most advanced. The collection MT understands equally a sofa and a superb rocking chair. They exist in 3 combinations of colors: white exterior orange interior, exterior red black interior, exterior blue blue green interior. Innovative and very astonishing, MT furnishes your interiors and your exterior with character!

Tokyo Pop by Tokujin Yoshioka


An innovating design for the inside as for the outside. Sofa, armchair, lounge chair: Tokyo Pop is a series of seats drawn by Tokujin Yoshioka, young creator and author of poetic structures for Issey Miyake. Innovators by their forms and the technology of their conception, these creations arise from a paper realized prototype, similar to a copy of the human body then made in rotomoulded polyethylene. This technique allows to create complex hollow forms and ends in results so magnificent.
Cone Chair by Verner Panton
Cone ChairVerner Panton, 1958Originally designed for a Danish restaurant, this cone-shaped chair is based on the classic geometric figure and is mounted on a stainless steel base in such a way that it pivots. Its semi-circular shell is long enough to form the back and arm supports, making it an exceeding comfortable place to sit. Material: laminate body, base in satin stainless steel, polyurethane foam upholstery.

Courtesy :  furniture.architecture.sk