Hello Sobat Rihants !
Menata interior ruangan berukuran kecil kerap memusingkan Anda. Sementara kebutuhan untuk menyimpan barang dan koleksi Anda seolah tidak bisa dikompromikan. Sebutlah sebuah kamar tidur ukuran pas-pasan 2×3 meter. Banyak fungsi harus diemban sekaligus. Mulai dari kasur untuk tidur, pakaian, buku-buku sampai peralatan hobby.
Ruang tamu dan keluarga tidak hanya harus dijejali dengan kursi tamu, televisi, dan pajangan. Tetapi juga koleksi sovenir, koran/majalah, tempat sepatu sampai payung dan helm Anda. Bahkan mungkin meja dan kursi makan. Begitulah kesulitan yang dialami para pemilik rumah kecil trumah kecil atau apartemen tipe studio.
Menyiasati Sedari Awal
Sebelum persoalan itu benar-benar memusingkan Anda, Anda perlu menyiasati sejak awal sebelum menghuni rumah. Yaitu memperhitungkan dan membuat daftar sejak awal apa saja barang-barang yang akan Anda ijinkan masuk dalam rumah atau dalam sebuah ruangan.
Yang saya maksudkan barang-barang non furniture dan furniture. Non furniture misalnya pakaian, peralatan sekolah/kantor dan peralatan dapur. Sedangkan furniture adalah tempat dimana barang-barang itu akan diletakan, selain menampung fungsi lain.
Dengan begitu Anda tahu bahwa tidak ada barang yang tidak mempunyai tempat. Selain itu, Anda juga tahu lebih detail furniture jenis apa, ukuran dan fungsinya yang memenuhi kriteria Anda.
Misalnya, untuk Lemari Pakaian. Dengan list itu, Anda sudah dapat membayangka kira-kira berapa ukuran lemari pakaian serta pembagian laci dan ruang di dalam almari. Gambar 1 memperlihatkan sebuah contoh desain bagian dalam almari pakaian yang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan klien.
Mendesain Bagian Dalam dan Luar
Pada intinya yang saya mau katakan adalah ketika Anda memikirkan sebuah furniture Anda harus mempertimbangkan dua hal. Yaitu desain bagian dalam dan bagian luar. Menjatuhkan pilihan pada tampak luar saja, baru menyelesaikan setengah masalah. Anda harus mempertimbangkan fungsi di bagian dalamnya.
Dalam contoh di bawah ini saya memperlihatkan baik desain luar maupun desain dalam sebuah kitchen set. Ketika mendesain bagian dalam, kami melakukan banyak diskusi dengan pemilik. Antara lain tentang barang-barang yang akan disimpan di dalam kabinet lemari. Mana yang sering dipakai dan jarang dipakai serta, aktivitas memasak apa saja yang cukup sering dikerjakan.
Dengan cara itu dapat dikatakan desain yang baik memenuhi dua unsur yaitu indah dibagian luar, dan fungsional di bagian dalamnya.
Storage dan Lemari Built-in
Lemari built in adalah lemari yang dipasang pada ceruk sebuah tembok, sehingga permukaan lemari sejajar dengan keseluruhan dinding/tembok. Lemari built-in yang di desain sampai langit-langit rumah akan menyediakan ruang yang cukup besar, namun kehadirannya tidap perlu membuat ruangan menjadi sempit.
Wogg, seorang desainer Jerman, mencoba memperlihatkan sebuah lemari built-in yang dipasang di ruang tamu/living room rumah kecil. Lemari itu difungsikan sebagai storage untuk barang-barang yang sering dipakai ke luar rumah, seperti sepatu, topi dan jas hujan/payung. Semuanya barang-barang remeh temeh yang kerap mengganggu interior karena tidak ditata dengan baik.
Inti keseluruhan tips dari saya kali ini adalah: kalau memanfaatkan jasa desainer interior mungkin diluar pertimbangan Anda, sementara mengisi dan menata rumah sudah mendesak. Jangan pergi ke toko furniture yang siap menjual barang jadi. Anda dapat mencari pengrajin furniture atau pembuat lemari. Diskusikanlah dengannya detail fungsi-fungsi bagian dalam dari furniture yang Anda pesan. Sampaikanlah ukuran dan jumlah barangnya secara tepat.
Dengan demikian tidak ada barang yang tercecer karena tidak punya tempat. Atau ukuran furniturenya serba tanggung sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Courtesy : annahape.com
Terima Kasih telah membaca ..
Kami berharap anda tetap di sini dengan ragam artikel menarik lainnya dan meninggalkan komentar ..
0 comments:
Post a Comment