katalog elektronik rumah tangga  fashion  handphone and tablet  jam tangan dan perhiasan  kamera  kesehatan dan kecantikan  komputer dan laptop  mainan dan bayi  olahraga dan outdoor  otomotif dan hobi  elektronik peralatan rumah tangga  tas dan koper

Monday, July 14, 2014

Berbuka Puasa dengan Makanan Manis


Hello Sobat Rihants !

img
Dok. Thinkstock
Jakarta - Makanan manis seperti kolak, es buah, kurma, atau kue menjadi snack pilihan kebanyakan orang sebelum buka puasa. Namun ada anggapan yang mengatakan bahwa berbuka dengan makanan manis itu anjuran yang keliru. Benarkah berbuka dengan yang manis tidak disarankan?

Menurut pakar gizi dan nutrisi, Prof. Hardinsyah, MS, berbuka dengan mengonsumi makanan yang manis boleh saja, bahkan dianjurkan asalkan tidak berlebihan. Pria yang kerap disapa Hardin itu menjelaskan, ketika tubuh tidak diisi asupan makanan dan cairan selama seharian maka gula darah turun terutama di sore hari. Untuk kembali meningkatkan gula darah dengan cepat maka bisa mengonsumsi makanan manis seperti buah.

"Kalau makan sekadarnya saja nggak masalah asal nggak berlebihan saja. Buah itu kan manis, kalau mau buah tapi ingin makanan bergula silakan saja tapi dibatasi," tutur Hardin saat dihubungi Wolipop, Kamis (10/7/2014).

Hardin melanjutkan, buah menjadi hidangan yang baik untuk berbuka puasa. Kurma, pepaya, dan pisang menjadi pilihan yang baik karena memiliki tekstur lembut sehingga mudah dicerna oleh usus. Namun ada beberapa buah yang sebaiknya dihindari karena memiliki kandungan asam tinggi.

Buah-buahan yang mengandung asam bisa membuat lambung perih sehingga menimbulkan rasa sakit serta perasaan tidak nyaman. Selain buah yang asam, semua buah bisa menjadi pilihan asalkan tidak terlalu banyak.

Jika tidak ada buah, Anda bisa menggantinya dengan kolak. Pada umumnya kolak berisi labu, ubi, pisang, dan kolang-kaling. Pilih kolak dengan isi yang lembut dan tidak keras supaya mudah dicerna. Namun bagaimana dengan kandungan santan di dalamnya yang mungkin bisa memengaruhi lambung?

Tenang saja, pria lulusan University of Queensland, Australia ini mengatakan santan yang tercampur dalam kolak cenderung encer, sehingga aman di lambung. Berbeda dengan santan yang ada pada gulai atau kari yang biasanya lebih kental. Namun sekali lagi Hardin mengingatkan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Hal itu juga diakui oleh dr. Johannes Chandrawinata, SpKG.

"Seperti kolak, ada gula dan santan boleh saja dimakan tapi jangan terlalu banyak. Kebanyakan orang puasa malah pada naik berat badannya karena makannya ekstra, lebih daripada biasanya," ujar dr. Johannes kepada Wolipop, Kamis (10/7/2014).
 
 http://wolipop.detik.com

Terima Kasih telah membaca ..
Kami berharap anda tetap di sini dengan ragam artikel menarik lainnya dan meninggalkan komentar ..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...