Hello Sobat Rihants !
Ramadhan Hampir Berlalu
Ramadhan hampir
meninggalkan kita dan tiada tersisadaripadanya melainkan sedikit saja
Berbahagialah orang-orang yang telah berbuatkebaikan dan menutupnya
dengan sempurna. Adapun orang-orang yang telahmenyia-nyiakannya maka
berusahalah untuk menutupnya dengan kebaikan pula,karena yang dinilai
dari amal adalah penutupnya.
Hatiorang-orang yang bertakwa
selalu merasakan kerinduan kepada bulan Ramadhan inidan merasakan
kepedihan yang sangat apabila harus berpisah darinya. Bagaimanamungkin
seorang mukmin tidak menangis ketika berpisah dengannya, padahal
diatidak mengetahui apakah bisa bertemu lagi dengannya atau tidak?,
apakah masihada umur untuk kembali bertemu dengannya?.
Salafush Shaleh Pada AkhirRamadhan
Allah–subahanahu
wa ta'ala memuji orang-orang yang melakukan ketaatan kepadaNyadalam
firmanNya: "Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hatikarena takut akan
(azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman denganayat-ayat Tuhan
mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhanmereka
(sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
merekaberikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya merekaakan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu
bersegera untuk mendapatkebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang
yang segera memperolehnya." (QS. Al-Mukminuun: 57-61).
Ibunda'Aisyah
–radhiallahu anha berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah
–sallallahu'alaihi wa 'ala alihi wasallam tentang ayat ini, aku berkata:
Apakah merekaadalah orang-orang yang meminum khamr, berzina dan
mencuri? Beliau–sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam menjawab:
"Tidak, wahai puteriAsh-Shiddiq! Akan tetapi mereka adalah orang-orang
yang berpuasa, shalat danbersedekah dan mereka takut amal mereka tidak
diterima (Allah –subahanahu wata'ala). Mereka itulah orang-orang yang
bersegera untuk mendapatkebaikan-kebaikan." (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah
dan Imam Ahmad).
Para salafush shaleh bersungguh-sungguh
dalam memperbaikidan menyempurnakan amal mereka kemudian setelah itu
mereka memperhatikandikabulkannya amal tersebut oleh Allah –subahanahu
wa ta'ala dan takut daripadaditolaknya.
SahabatAli
–radhiallahu 'anhu berkata: "Mereka lebih memperhatikan dikabulkannya
amaldaripada amal itu sendiri. Tidakkah kamu mendengar Allah –subahanahu
wa ta'alaberfirman: "Sesungguhnya Allah hanya menerima
(mengabulkan)dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Maa'idah:27).
Dari
Fadhalah bin 'Ubaid –rahimahullah berkata: Sekiranya akumengetahui
bahwa amalku ada yang dikabulkan sekecil biji sawi, hal itu lebihaku
sukai daripada dunia seisinya, karena Allah –subahanahu wa
ta'alaberfirman: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (mengabulkan)dari
orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Maa'idah:27).
BerkataMalik bin Dinar –rahimahullah: Takut akan tidak dikabulkannya amal adalah lebihberat dari amal itu sendiri.
Berkata
Abdul Aziz bin Abi Rawwaad –rahimahullah: Aku menjumpaimereka (salafush
shaleh) bersungguh-sungguh dalam beramal, apabila telahmengerjakannya
mereka ditimpa kegelisahan apakah amal mereka dikabulkan ataukahtidak?
Berkata
sebagian salaf –rahimahumullah: Mereka (para salafush shaleh)berdoa
kepada Allah–subahanahu wa ta'ala selama enam bulan agardipertemukan
bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada Allah –subahanahu wata'ala
selama enam bulan agar amal mereka dikabulkan.
Umarbin
Abdul Aziz –rahimahullah keluar pada hari raya Iedul Fitri dan
berkatadalam khutbahnya: Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah berpuasa
karena Allah–subahanahu wa ta'ala selama tiga puluh hari, dan kamu
shalat (tarawih) selamatiga puluh hari pula, dan hari ini kamu keluar
untuk meminta kepada Allah–subahanahu wa ta'ala agar dikabulkan amalmu.
Sebagiansalaf
tampak bersedih ketika hari raya Iedul Fitri, lalu dikatakan
kepadanya:Ini adalah hari kesenangan dan kegembiraan. Dia menjawab: Kamu
benar, akantetapi aku adalah seorang hamba yang diperintah oleh Tuhanku
untuk beramalkarenaNya, dan aku tidak tahu apakah Dia mengabulkan
amalku atau tidak?.
Bagaimana Agar Amal Dikabulkan?
Allah
–subahanahu wa ta'ala tidakakan menerima suatu amalan kecuali ada
padanya dua syarat, yaitu: Ikhlas karenaAllah –subahanahu wa ta'ala
semata dan mutaba'atus sunnah atau mengikuti sunnahRasulullah
–sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam.
Allah
–subahanahu wa ta'alaberfirman : "(Allah) Yang menjadikan matidan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baikamalnya."
(QS. Al-Mulk:2)
Al-Fudhail bin 'Iyad
–rahimahullahmengatakan bahwa yang dimaksud ayat tersebut dengan yang
lebih baik amalnyaadalah yang ikhlas karena Allah –subahanahu wa ta'ala
semata dan mengikutisunnah Rasulullah –sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi
wasallam.
Ikhlas Dalam Beramal
Ikhlas
adalah mendekatkan diri kepadaAllah –subahanahu wa ta'ala dengan
melakukan ketaatan dan membersihkan niat danhati dari segala yang
mengotorinya. Ikhlas adalah beramal karena Allah–subahanahu wa ta'ala
semata dan membersihkan hati dan niat dari yang selainAllah –subahanahu
wa ta'ala.
Ikhlas adalah amalan yang beratkarena hawa
nafsu tidak mendapatkan bagian sedikitpun, namun kita harus
selalumelatih diri kita sehingga menjadi mudah dan terbiasa untuk
ikhlas.
Rasulullah –sallallahu 'alaihi wa'ala alihi
wasallam bersabda: "Allah tidak akan menerima amalan kecuali yangikhlas
dan hanya mengharapkan wajahNya." (HR. An-Nasa'i dengan sanad hasan).
Seorang
hamba tidak akan bisaselamat dari godaan syaitan kecuali orang-orang
yang ikhlas saja, sebagaimafirman Allah –subahanahu wa ta'ala yang
mengkisahkan tentang iblis: "Iblismenjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku
akanmenyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di
antaramereka." (QS. Shaad:82-83).
Orang yang ikhlas adalah
orang yangberamal karena Allah –subahanahu wa ta'ala semata dan
mengharapkan kebahagiaanabadi di kampung akhirat, hatinya bersih dari
niat-niat lain yang mengotorinya.
Berkata Ya'kub
-rahimahullah: "Orangyang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan
kebaikannya sebagaimana iamenyembunyikan keburukannya."
Orang
yang tidak ikhlas adalah orangyang melakukan amalan akhirat untuk
mencari dunia seperti, ingin mendapatkanharta, kedudukan, jabatan,
pangkat, kehormatan, pujian, riya' dll.
Orang yang tidak
ikhlas adalah orangyang rugi karena hari kiamat kelak mereka tidak
mendapatkan apa-apa dari amalanmereka selama di dunia, bahkan Allah
–subahanahu wa ta'ala murka kepada merekadan memberikan hukuman yang
setimpal, "Dan(jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah
mereka perbuat danmereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu
selalumemperolok-olokkannya."(QS. Az-Zumar: 48) . "Dan kami hadapi
segalaamal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan)
debu yangberterbangan." (QS. Al-Furqaan:23)
Beramal Sesuai Sunnah / Mutaba'atus Sunnah
Mutaba'ah
adalah melakukan amalanyang sesuai sunnah Rasulullah –sallallahu
'alaihi wa 'ala alihi wasallam karenasetiap amalan ibadah yang tidak
dicontohkan Rasulullah –sallallahu 'alaihi wa'ala alihi wasallam pasti
ditolak dan tidak diterima oleh Allah –subahanahu wata'ala. Jadi semua
ibadah yang kita kerjakan harus ada contoh, ajaran danperintah dari
Rasulullah –sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam dan kitadilarang
melakukan suatu amal ibadah yang tidak ada contoh, ajaran dan
perintahdari Rasulullah –sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam.
Rasulullah
–sallallahu 'alaihi wa'ala alihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
melakukan suatu amalan yang tidakada ajarannya dari kami maka amalnya
tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim).
Beliau–sallallahu
'alaihi wa 'ala alihi wasallam bersabda pula: "Barangsiapamengadakan
perkara baru dalam agama kami yang tidak ada ajarannya maka
diatertolak." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata Ibnu Rajab
–rahimahullah:"Hadis ini adalah salah satu prinsip agung (ushul) dari
prinsip-prinsip Islamdan merupakan parameter amal perbuatan yang lahir
(terlihat), sebagaimana hadis"Innamal a'maalu binniyyaat..." (Hadis
tentang niat), adalah merupakan parameteramal perbuatan yang batin
(tidak terlihat). Sebagaimana seluruh amal perbuatanyang tidak
dimaksudkan untuk mencari keridhaan Allah –subahanahu wa ta'ala
makapelakunya tidak mendapatkan pahala, maka demikian pula halnya segala
amalperbuatan yang tidak atas dasar perintah Allah –subahanahu wa
ta'ala dan RasulNya–sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam juga
tertolak dari pelakunya. Siapasaja yang menciptakan hal-hal baru dalam
agama yang tidak diizinkan oleh Allah–subahanahu wa ta'ala dan RasulNya
–sallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam,maka bukanlah termasuk
perkara agama sedikitpun."
Beliau berkatapula: "Makna
hadis (diatas adalah): bahwa barangsiapa amal perbuatannya keluardari
syari'at dan tidak terikat dengannya, maka tertolak."
Berkata
IbnuDaqiq Al-'Ied –rahimahullah: "Hadis ini adalah salah satu kaidah
agung darikaidah-kaidah agama dan ia merupakan jawami'ul kalim
(kata-kata yang singkatnamun padat) yang diberikan kepada Al-Musthafa
–sallallahu 'alaihi wa 'alaalihi wasallam, karena sesungguhnya ia (hadis
ini) dengan jelas merupakanpenolakan semua bid'ah dan segala yang
dibuat-buat (dalam perkara agama)."
Allah –subahanahu wa
ta'alaberfirman: "Katakanlah –wahaiRasulullah-: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, pastiAllah mencintai dan mengampuni
dosa-dosamu." (QS. Ali 'Imran: 31).
Allah –subahanahu wa
ta'alaberfirman: "Apa yang diberikan Rasulkepadamu maka terimalah dia.
Dan apa yang dilarangnya bagimu makatinggalkanlah." (QS.Al-Hasyr: 7).
Rasulullah
–sallallahu 'alaihi wa'ala alihi wasallam bersabda: "Hati-hatilah
kalian dari perkara-perkara barudalam agama, karena semua perkara baru
(bid'ah) dalan agama adalah tersesat."(HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dll).
[Abdullah Shaleh Hadrami/ASH]
source: https://www.facebook.com/notes/hati-bening/renungan-akhir-ramadhan-dan-iedul-fitri-salafush-shaleh-pada-akhir-ramadhanbagai/462505525773
Terima Kasih telah membaca ..
Kami berharap anda tetap di sini dengan ragam artikel menarik lainnya dan meninggalkan komentar ..