Hello Sobat Rihants !
1. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan yang nyata, bukan perjalanan ruhani/mimpi atau khayalan.
Sungguh
tak bisa dibayangkan apabila perjalanan Isra’ Mi’raj yang Rasulullah
jalankan merupakan hanya perjalanan ruhani alias hanya mimpi, karena
jika hal itu yang terjadi maka perjalanan Isra’ Mi’raj tidak ada bedanya
dengan wahyu-wahyu yang Rasulullah terima baik melalui bisikan Jibril
maupun dari mimpi. Sehingga peristiwa Isra’ Mi’raj tidak bisa dijadikan
pembuktian keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sepulangnya Rasulullah
dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj-nya, beliau mengumumkan tentang apa
yang telah dialaminya semalam kepada kaumnya. Dan sebagaimana yang
diceritakan oleh Rasulullah bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut
sebuah perjalanan yang dilakukannya dengan jiwa dan ruhnya, maka
seketika itu banyak dari kaum Quraisy yang menentang dan mencemoohnya
dengan sebutan ‘gila’.
Kaumnya beranggapan mana mungkin perjalanan dari
Masjidil Haram yang di Mekah ke Masjidil Aqsha yang ada di negeri Syam
(Palestina) hanya dengan waktu semalaman, padahal mereka jika hendak ke
negeri Syam untuk berdagang membutuhkan waktu hingga 1 bulan lamanya.
Tak pelak peristiwa Isra’ Mi’raj yang menurut mereka tidak masuk akal
membuat beberapa orang yang baru masuk Islam tergoyahkan keimanannya dan
kembali menjadi murtad.
Terima Kasih telah membaca ..
Kami berharap anda tetap di sini dengan ragam artikel menarik lainnya dan meninggalkan komentar ..